Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI RATE: Ekonom Prediksi Suku Bunga Acuan Turun Jadi 6,25%

Survei Bloomberg memperkirakan suku bunga acuan bank sentral Indonesia (BI rate) akan dipangkas hingga menjadi 6,25% dari suku bunga acuan yang berlaku saat ini 6,50%.
BI Rate diprediksi akan dipangkas/Reuters-Darren Whiteside
BI Rate diprediksi akan dipangkas/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA— Survei Bloomberg memperkirakan suku bunga acuan bank sentral Indonesia (BI Rate) akan dipangkas hingga menjadi 6,25% dari suku bunga acuan yang berlaku saat ini 6,50%.

Survei Bloomberg terhadap 25 ekonom memprediksi suku bunga acuan BI akan dipangkas menjadi 6,25%, dengan rata-rata perkiraan 6,25%-6,50%. Sebanyak 16 ekonom memprediksi BI Rate akan dipangkas menjadi 6,25%, sedangkan sisanya 9 ekonom memprediksi BI Rate akan tetap di 6,50%. 

Adapun, BI Rate sebesar 6,50% saat ini berlaku sejak Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juni 2016 yang memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,50%.

Sementara itu, riset PT Samuel Sekuritas Indonesia menyatakan pasar sangat menanti hasil pertemuan rapat dewan gubernur BI tersebut. “BI rate diumumkan Kamis sore, diperkirakan turun 25bps ke 6,25%,” tulis riset tersebut, Rabu (20/7/2016).

Dalam riset dijelaskan bahwa faktor global menjadi alasan dana asing terus masuk. Selain itu juga faktor domestik yang mulai positif dengan dimulainya pelaksanaan tax amnesty serta harapan dipangkasnya BI rate.

Data yang menjadi proxy pertumbuhan hingga kuartal II/2016 juga terlihat membaik sehingga PDB juga berpeluang naik (dirilis awal Agustus 2016). Kombinasi faktor positif global dan domestik diperkirakan bisa terus meminta rupiah dan imbal hasil yang lebih rendah lagi dalam jangka menengah.

Namun,ada risiko akan ada pada realisasi pendapatan negara dari tax amnesty serta angka PDB kuartal II/2016 yang jika di bawah ekspektasi, faktor fundamental akan gagal mengonfirmasi reli. Dalam jangka pendek ruang penguatan rupiah mulai terbatas, dalam dua minggu terakhir rupiah menguat jauh lebih cepat dibanding kurs rekan dagang utama terhadap dolar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper