Bisnis.com, JAKARTA -- Menkopolhukam Luhut B. Panjaitan menyampaikan pemerintah akan membangun industri pengolahan ikan di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, awal 2017 mengingat potensinya belum dioptimalkan.
Industri pengolahan ikan itu akan dikembangkan bersama dengan industri migas dan pariwisata. Luhut menyebutkan hanya 8,9% potensi perikanan di Natuna yang baru dimanfaatkan.
"Di sana kami ingin ada pengolahan perikanan, mempercepat proses itu," katanya usai menghadiri Rakornas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal, Rabu (29/6/2016).
Dalam forum itu, Luhut sempat melempar kritik kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti agar mempercepat industrialisasi perikanan selain menggalakkan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal.
Dia tidak memungkiri langkah Susi memberantas illegal, unreported, and unregulated fishing (IUUF) sejak dua tahun lalu telah mengerek nilai tukar nelayan dari 102 menjadi 110. Sayangnya, penghiliran sektor perikanan masih berjalan lamban.
"Ini perlu cepat di-push mengenai processing ikan sehingga industri tumbuh dan tidak perlu impor (bahan baku)," tuturnya.
Selain sektor perikanan, potensi migas dan pariwisata di Natuna akan dikembangkan. Luhut menyebutkan sejauh ini baru lima dari 19 blok migas di kepulauan itu yang dikerjakan. Di sisi lain, Natuna mempunyai wilayah yang tidak kalah cantik dari Maladewa.
Dari sisi pertahanan, pangkalan kapal selam akan dibangun di Natuna. Pengembangan keempat sektor akan dilakukan dalam tiga tahun hingga 2019.