Bisnis.com, JAKARTA—Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia mulai mengimplementasikan program tol udara domestik tahun ini guna mengurai kepadatan lalu lintas udara, sekaligus membuat penerbangan menjadi lebih efisien.
Direktur Services Development & IT Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) New In Hartaty Manulang mengatakan program tol domestik tersebut akan dikembangkan hingga 2018 mendatang.
“Jadi rute-rute dari Jakarta ke Sumatera, dan Jakarta atau Makassar ke paling ujung timur Indonesia itu akan lebih hemat [waktu penerbangan] ke depannya. Tentunya, dengan jalur tol itu,” katanya di Jakarta, Rabu (22/06).
Pada tahap pertama, lanjut New In, LPPNPI atau AirNav Indonesia akan membuka jalur tol untuk empat rute pada Juli 2016 antara lain Jakarta-Surabaya, Jakarta-Makassar, Jakarta-Denpasar dan Denpasar-Makassar.
Dia menjelaskan bahwa lalu lintas udara di keempat rute tersebut terbilang sangat padat. Rute Jakarta-Surabaya contohnya yang memiliki jumlah pergerakan sebanyak 300 pergerakan/hari atau sedikitnya dilewati 150 pesawat/hari.
“Rute itu menjadi jalur penerbangan terpadat ke-4 di dunia, karena rute seperti Jakarta-Makassar dan Jakarta-Denpasar juga lewat jalur itu. Makanya, kami akan disperse agar kepadatannya itu bisa dikurangi,” tuturnya.
Untuk pengoperasian dan pemantauan pergerakannya, New In menyebutkan Airnav Indonesia tidak menggunakan peralatan navigasi darat. Nantinya, jalur tol udara tersebut akan memanfaatkan langsung citra satelit.
Seiring dengan berjalannya tol tersebut, dia memprediksi kepadatan lalu lintas udara dapat berkurang hingga 50%. Bahkan, lanjutnya, waktu penerbangan untuk rute Jakarta-Makassar bisa lebih cepat 15 menit.
“Dengan tol domestik ini, kapasitas ruang udara juga akan ikut bertambah ke depannya, sehingga apabila ada demand dari airlines untuk lewat jalur ini lagi kembali, bisa diakomodir,” ujarnya.
Selain itu, AirNav Indonesia bersama International Air Transport Association (IATA) dan maskapai berencana mengkaji jalur penerbangan yang lebih efisien untuk rute internasional seperti menuju Eropa, Jeddah dan lain sebagainya.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto menyambut baik upaya AirNav Indonesia dalam mencari jalur-jalur penerbangan baru yang lebih efisien.
“Ya baguslah kalau AirNav Indonesia akan membuat jalur-jalur baru yang membuat jam terbang menjadi lebih cepat. Buat maskapai tentu itu bagus, karena konsumsi bahan bakar bisa lebih hemat lagi,” tuturnya
Kendati demikian, lanjut Bayu, adanya program tol domestik itu, tidak serta merta menaikkan margin keuntungan maskapai. Dia memprediksi rata-rata margin keuntungan maskapai dalam negeri pada tahun ini sekitar 2%-3%.
Direktur Arista Indonesia Aviation Center Arista Admadjati menilai ruang udara Indonesia saat ini memang masih terbuka untuk dibuat jalur-jalur penerbangan atau airways baru yang lebih efisien.
“Cuma kenapa baru sekarang, kenapa enggak dari dulu. Padahal, airways yang tidak efisien itu biayanya cukup tinggi, sekitar 6% dari total operating cost maskapai. Lumayan itu nilainya,” katanya.
Selain itu, lanjut Arista, jalur penerbangan yang efisien, atau hemat bahan bakar itu juga berpotensi membuat maskapai menurunkan tarif tiket penerbangan. Dengan demikian, penumpang sebenarnya juga mendapatkan keuntungan.
Dia juga berharap AirNav Indonesia membuat varian-varian jalur penerbangan baru lainnya di Indonesia Timur. Dengan demikian, maskapai niaga berjadwal yang memiliki ukuran bisnis lebih kecil bisa bertahan.