Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Tertunda, Pemerintah Teken Pinjaman China untuk Tol Rp4,5 Triliun

Pemerintah menandatangani perjanjian pinjaman Rp4,5 triliun dengan Bank Exim China untuk pendanaan dua ruas tol yaitu Manado--Bitung sepanjang 39 kilometer dan CileunyiSumedangDawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,5 kilometer.
Jalan tol CileunyiSumedangDawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,5 kilometer. /Bisnis.com
Jalan tol CileunyiSumedangDawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,5 kilometer. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menandatangani perjanjian pinjaman senilai Rp4,5 triliun dengan Bank Exim China untuk pendanaan dua ruas tol yaitu Manado—Bitung sepanjang  39 kilometer dan Cileunyi—Sumedang—Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,5 kilometer.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto W. Husaini mengatakan perjanjian pinjaman itu telah diteken antara Kementerian Keuangan dan Bank Exim China pada pekan lalu, setelah pemerintah menyelesaikan masalah teknis yang menjadi kendala pencairan pinjaman.

“Kalau sudah tanda tangan berarti tinggal bayar, tinggal kerja. Artinya kendala administrasi mengenai kontrak dengan luar negeri sudah tidak ada lagi, jadi urusannya dengan dalam negeri saja, teknis saja dan itu rasanya Kementerian PU sudah meng-handle,”  ujarnya, Rabu (22/6/2016).

Dia mengatakan kendala teknis yang dimaksud mencakup perubahan desain teknis mengenai terowongan sepanjang 472 meter yang terdapat dalam paket konstruksi fase kedua dari seksi II  tol Cisumdawu . Perubahan teknis mengenai hal ini pun telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Seperti diketahui, tol Cisumdawu terdiri dari enam seksi, yaitu Seksi I Cileunyi--Rancakalong (12,025 km), Seksi II Rancakalong--Sumedang (17,05 km), Seksi III Sumedang--Cimalaka (3,75 km), Seksi IV Cimalaka--Legok (8,2 km), Seksi V Legok--Ujung Jaya (16,42 km) dan Seksi VI Ujung Jaya--Dawuan (4,23 km).

Dari keenam seksi tersebut, pemerintah memberikan dukungan konstruksi  untuk seksi I dan II sepanjang total 29,7 kilometer guna meningkatkan kelayakan tol tersebut, sedangkan seksi III dan IV sepanjang 30,8 kilometer akan ditawarkan kepada badan usaha. Pelelangan investasi untuk seksi tersebut rencananya akan dibuka dalam waktu dekat.

Pekerjaan konstruksi  untuk fase pertama seksi II dikerjakan oleh kontraktor Shanghai Construction Group Co. Ltd, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Sementara itu, fase  kedua seksi II porsi pemerintah saat ini dikerjakan oleh beberapa kontraktor, antara lain Metallurgical Corporation of China Ltd (MMC), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Ninda Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Hediyanto mengatakan dengan pencairan pinjaman China ini, pemerintah akan segera memulai konstruksi untuk fase dua seksi II. Lahan yang telah terbebas untuk seksi II mencapai 90,93% sehingga telah siap untuk dikerjakan, dan ditargetkan selesai pada 2018.

“Sekarang kan sudah ditandatangani, uang mukanya bisa di-release dengan sangat cepat. Kita tinggal revisi DIPA ya, untuk rupiahnya,” ujarnya.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Taufik Widjoyono mengatakan pembangunan tol Manado—Bitung  dan Cisumdawu terancam terhambat lantaran pinjaman China yang akan digunakan untuk pendanaan dua ruas tol tersebut belum bisa dicairkan.

Padahal, komitmen pinjaman untuk tol itu telah diberikan sejak tahun lalu.

“Aturan mainnya 10% uang muka kita dari rupiah, 90% dari pinjaman China. Nah karena dua loan ini terlambat prosesnya sehingga melewati tahun anggaran kemarin,  uang 10% yang sudah disediakan tahun kemarin  jadi tidak bisa dipakai, hangus. Sementara tahun ini yang 10% belum tersedia,” ujarnya.

Dia memerinci keterlambatan pencairan pinjaman itu disebabkan karena masalah teknis.Salah satunya, kontraktor yang menangani tol Manado—Bitung mengalami perubahan nama sehingga perlu kajian hukum lebih lanjut.

Semula kontraktor pelaksana tol Manado—Bitung itu adalah  China Hebei Road dan Bridge Group. Co. Ltd, tetapi berubah menjadi China Hebei Road and Bridge Group. Co. Ltd. Mengenai hal ini, Hediyanto mengatakan pihak China Exim Bank telah mengetahui  dan menyetujui perubahan nama tersebut sehingga pinjaman dapat segera dicairkan.

Seperti diketahui, pemerintah mengandalkan pinjaman Bank Exim China untuk empat ruas tol yaitu Cisumdawu, Manado—Bitung, Solo—Kertosono dan Balikpapan—Samarinda dengan nilai kontrak total mencapai Rp8,23 triliun. Pencairan pinjaman untuk tol Solo—Kertosono dan Balikpapan—Samarinda telah dilakukan sejak  akhir tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper