Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konstruksi Tol Bocimi Lambat, Dirjen Bina Marga Sarankan Kontraktor Korsel Diganti

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini mengungkapkan lambatnya pengerjaan konstruksi terjadi pada paket pengerjaan milik kontraktor asal Korea, PT Posco E&C Indonesia, yang merupakan perusahaan afiliasi dari Posco E&C Internasional yang berpusat di Korea Selatan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Konstruksi tol Bogor—Ciawi—Sukabumi dinilai lambat meskipun telah mengalami groundbreaking hingga empat kali. Untuk itu pemerintah merekomendasikan pengelola ruas tol Bocimi untuk mengganti kontraktor yang lamban dalam bekerja.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini mengungkapkan lambatnya pengerjaan konstruksi terjadi pada paket pengerjaan milik kontraktor asal Korea, PT Posco E&C Indonesia, yang merupakan perusahaan afiliasi dari Posco E&C Internasional yang berpusat di Korea Selatan.

“Kalau saya owner-nya, saya ganti [kontraktornya], tetapi  ini kan investornya Waskita. Rekomendasi saya sih ganti saja lah, ketemu sama orang asing ini kadang-kadang perkara kecil dia berhenti, perkara tanah sedikit dia berhenti, dia cari alasan untuk berhenti [menunda],” ujarnya, Selasa (21/06).

Hingga saat ini, konstruksi tol Bocimi masih berfokus di seksi I sepanjang 15,35 km yang diharapkan bisa selesai lebih dahulu pada 2017. Pembebasan lahan untuk seksi I saat ini sudah mencapai 96% sedangkan seksi II hingga IV belum dimulai. 

Pengerjaan seksi I terdiri dari tiga paket, dengan rincian konstruksi paket 1 ditangani oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita Karya (Persero) Tbk – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, sementara paket 2 dan 3 ditangani oleh PT Posco E&C Indonesia.

Progres konstruksi sejauh ini untuk seksi I mencapai 18,7% untuk paket I, 12% untuk paket 2, dan terendah 6,3% untuk paket 3. Adapun nilai konstruksi keseluruhan seksi I sebesar Rp1,8 triliun.

Meskipun kerjanya  dinilai lamban, Hediyanto menilai hingga saat ini kontraktor asal Korea Selatan itu belum diganti karena masih terikat kontrak dengan PT Trans Jabar Tol.

Padahal, dia menilai konstruksi akan lebih cepat bila ditangani oleh PT Waskita Karya, karena perusahaan tersebut juga menjadi pemegang saham di ruas ini. Meski demikian, dia menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Badan usaha Jalan Tol (BUJT) terkait.

“Cuma ini kan dia menghormati kontraknya dengan PT Posco saja . Menurut saya kalau dia lokasi kerja banyak. saya sudah lihat kan lokasi kerjanya banyak tapi mungkin alatnya kurang banyak,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper