Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Belum Tertarik Bangun Theme Park di Destinasi Wisata Prioritas

Investor asing lebih tertarik membangun hotel, sarana meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), serta lapangan golf di sepuluh destinasi wisata prioritas Tanah Air.
Bisnis.com, JAKARTA--Investor asing lebih tertarik membangun hotel, sarana meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), serta lapangan golf di sepuluh destinasi wisata prioritas Tanah Air. 
 
Kepala Bidang Investasi Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Henky Manurung mengatakan kesepuluh destinasi prioritas yang telah ditetapkan pemerintah memiliki jarak yang cukup jauh dan akses yang masih relatif terbatas dengan kota besar. Sehingga, untuk saat ini arah pengembangan sepuluh destinasi tersebut lebih ke penciptaan trafik pengunjung.
 
Adapun theme park dinilai baru akan dilirik dalam jangka panjang. 
 
“Logikanya mereka [investor] akan cari yang sudah ramai. Meski ke depannya, kalau trafik sudah ramai, tidak tertutup kemungkinan akan ke arah itu. Apalagi untuk theme park butuh lahan luas, setidaknya 10-15 hektare,” terang Henky kepada Bisnis, Minggu (19/6/2016).
 
Dari sepuluh destinasi prioritas, hanya Kepulauan Seribu dan Borobudur yang dipandang sudah cukup ramai dan terbilang mudah menarik pengunjung. Sementara, yang lainnya masih terkendala akses.
 
Seperti diketahui, kesepuluh destinasi tersebut adalah Kepulauan Seribu, Borobudur, Danau Toba, Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayan, Morotai, dan Mandalika.
 
Di luar sepuluh destinasi wisata prioritas, sudah ada investor asing yang ikut masuk menggarap proyek theme park di Indonesia. 
 
Akhir pekan lalu, Grup MNC menggandeng perusahaan asal China sebagai kontraktor dan pengelola proyek theme park di Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Tidak tanggung-tanggung, dana yang digelontorkan untuk konstruksi saja diperkirakan mencapai US$500 juta. 
 

Kebutuhan dana dibiayai oleh Chinese Export and Credit Insurace Corporation, dengan porsi 85% atau sekitar US$425 juta. Sementara, konstruksi digarap oleh China Metallurgical Corporation (MCC) Group. Konstruksi ditargetkan dimulai pada kuartal IV/2016 dan rampung pada April 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anissa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper