Bisnis.com, JAKARTA -- Keberadaan komunitas-komunitas dianggap sebagai pasar potensial bagi agen-agen perjalanan wisata untuk menjajakan produk-produknya. Namun diperlukan pula peraturan yang mengatur kemitraan antara biro perjalanan dengan komunitas-komunitas.
Direktur Marketing Wita Tour Rudiana mengatakan sejauh ini pihaknya telah menjalin kerjasama dengan berbagai komunitas seperti fotografi, pengendara roda dua atau empat, hingga ibu-ibu pengajian untuk menawarkan paket-paket perjalanan baik di dalam dan luar negeri.
Menurut dia tawaran perjalana wisata akan dilempar ke komunitas-komunitas tersebut ketika masa liburan low season atau musim sepi. Sebab pada masa itu tiket-tiket pesawat mengalami penurunan harga. Sejauh ini tawaran kerjasama ke komunitas bersifat sementara yakni memanfaatkan momen-momen tertentu seperti low season.
"Kalau lagi low season harga tiket turun, saat itulah kami tawarkan ke merka. Kalau lagi high season tidak berani harga tiketnya sedang tinggi," ujarnya, Kamis (16/6/2016).
Meskipun demikian hingga kini pihaknya belum meneken perjanjian hitam di atas putih dengan komunitas-komunitas tersebut. Rudiana berlasan hal itu terjadi karena sumber daya manusia yang dimiliki belum mencukupi untuk melakukan hal tersebut.
"Tapi kedepannya kami akan mengarah ke situ. Kami lihat itu pasarnya potensial," tuturnya.
Rudiana menegatakan komunitas-komunitas merupakan pasar potensial karena memiliki basis massa sebagai daya tawarnya. Apalagi, menurut dia kehadiran sosial media semakin mendukung pertumbuhan komunitas-komunitas.
Presiden Direktur Golden Ramat Tours & Travel Anto Haditono mengatakan pihaknya selalu terbuka jika ada sebuah komunitas tertentu yang mengajak bekerjasama terkait perjalanan wisata. Komunitas-komunitas itu diakuinya pasar potensial yang perlu dimanfaatkan.
Sejauh ini ini, tutur Anto, pihaknya belum pernah mendapat tawaran tentang kerjasama itu. Karenanya, bila ada hal tersebut pihaknya mempersilahkannya. "Belum ada yang menjajaki kerjasama, tapi kita terbuka untuk hal itu," ujarnya.