Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target PNBP Minerba Diturunkan. Ini Sebabnya

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) subsektor pertambangan mineral dan batu bara untuk royalti dan iuran tetap atau landrent dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 disepakati senilai Rp16,53 triliun atau terpangkas 59,5% dari APBN 2016 senilai Rp40,82 triliun.
Tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan/Reuters-Dwi Oblo
Tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan/Reuters-Dwi Oblo

Bisnis.com, JAKARTA - Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) subsektor pertambangan mineral dan batu bara untuk royalti dan iuran tetap atau landrent dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 disepakati senilai Rp16,53 triliun atau terpangkas 59,5% dari APBN 2016 senilai Rp40,82 triliun.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan nilai tersebut telah disepakati dan disahkan oleh Badan Anggaran DPR.

"Sudah Rp16,53 itu. Itu dari royalti dan landrent [iuran tetap]," katanya di Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Adapun dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2015, PNBP Minerba dari royalti dan iuran tetap mencapai Rp18,79 triliun.

Menurut Bambang, tekanan terhadap harga komoditas menjadi faktor utama yang memengaruhi target PNBP tahun ini. Utamanya adalah harga batu bara, yang menyumbang sekitar 80% PNBP Minerba, diperkirakan masih belum bangkit.

Sepanjang tahun lalu, harga batu bara acuan (HBA) rata-rata tercatat senilai US$60,13 per ton. Sementara hingga enam bulan pertama tahun ini, HBA rata-rata hanya mencapai US$51,85 per ton.

Tidak hanya batu bara, kondisi serupa pun dialami oleh komoditas mineral. Dengan harga yang terus turun, produksi dan penjualan pun diproyeksikan bakal lebih rendah dari target, sehingga semakin menekan angka penerimaan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper