Bisnis.com, JAKARTA—Sudah saatnya Indonesia memberlakukan impor sapi bakalan untuk menghindari praktik kartel perdagangan yang membuat harga daging melambung tinggi.
Demikian disimpulkan dalam diskusi bertema “Presiden Jokowi dan Kartel Daging Sapi” di Gedung DPR. Turut jadi nara sumber pada diskusi itu
Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang (OSO), Wakil Ketua Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi serta Muhammad Iqbal Anggota DPR dari Fraksi PPP.
“Sudah saatnya pemerintah Indonesia untuk mengimpor sapi bakalan untuk diternak sebagai pengganti daging impor beku,” ujar Viva pada diskusi itu.
Menurutnya, mengimpor sapi bakalan lebih efisien dibandingkan setiap tahunnya pemerintah harus mengimpor daging sapi beku untuk menutupi kebutuhan masyarakat yang tinggi saat bulan Ramadhan.
“Saat ini belum ada impor sapi bakalan. Tidak ada centra-centra perternakan sapi di daerah jawa melainkan adanya kapal ternak untuk mengambil sapi-sapi dari NTT,” ujarnya.
Viva menyebutkan cara yang dilakukan pemerintah itu tidak bisa mengontrol (intervensi) harga daging sapi sehingga lebih baik di stop saja kapal ternak itu.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang menilai Menteri BUMN, Rini Soemarno belum tahu banyak soal kartel daging sapi yang sudah berjalan selama ini.
Karena itu, ujarnya, tidak heran jika terjadi cekcok antara kementerian terkait karena tidak ada titik temu di internal kementerian sendiri dalam menghadapi kartel daging tersebut.
"Saya tahu Menteri BUMN itu masih baru. Maka untuk membicarakan daging sapi itu tidak ada kesepakatan antara Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Meneg BUMN sendiri,” ujarnya.
Dengan ketidakompakan itu, kartel daging sapi lebih leluasa memainkan harga daging hingga tetap di atasRp130.000 per kilogram, ujarnya.