Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OSO: Tangkap Kartel Daging, Menteri Jangan Beri Input Salah ke Jokowi

Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang (OSO) meminta aparat keamanan untuk menertibkan lima kartel besar yang memonopoli perdagangan daging.

Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang (OSO) meminta aparat keamanan untuk menertibkan lima kartel besar yang memonopoli perdagangan daging.

Menurutnya, naiknya harga daging sapi selama ini disebabkan oleh permainan lima kartel besar tersebut. Kartel besar itu, ujarnya, memonopli distribusi daging sehingga harga melambung hingga di atas Rp130.000 per kilogram.

OSO menyatakan kalau harga daging tidak diatur oleh kartel, harganya paling-paling sekitar Rp70.000 per kilogram. 

Dia mencontohkan di Singapura harga daging hanya Rp60.000 hingga Rp65.000 per kilogram. Artinya, kalau masuk secara normal ke Indonesia dengan keuntungan Rp10.000 maka harganya ada di kisaran Rp70.000 atau di bawah target pemerintah sebesar Rp80.000 per kilogram.

Akibat permainan kartel itu, ujarnya, pemerintah kesulitan mengendalikan harga daging di tingkat pengecer.

"Sedikit-dikitnya lima kartel besar, 5 kartel besar itu udah tahu kita, tidak mau dibuka dulu, kalau dibuka nanti kabur," kata OSO kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Rabu (8/6/2016).

Terkait permainan kartel tersebut, OSO mensinyalir adanya kesalahan menteri yang justru malah memberikan input yang bisa merusak citra Jokowi. Akan tetapi dia tidak menyebutkan siapa menteri yang dimaksud. 

Namun demikian dia mengapresiasi sikap presiden yang berani mengatakan harga daging cukup Rp80.000 per kilogram.
 
Pada bagian lain OSO mengatakan bank juga kerap mempersulit pihak swasta untuk mengeluarkan letter of credit (LC). Bank-bank itu, ujarnya, patut diduga terlibat dengan kartel-kartel tersebut. 

"Gila enggak, faktanya jadi ini ada yang merusak sistem. Sehingga tugas di diberikan Presiden tidak akan jalan karena kartel ini dilindungi oleh kelompok-kelompok yang tidak benar," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper