Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Tren Rebutan Pasar Fesyen Kelas Jetset di Dunia Maya

Dulu, untuk membeli barang fesyen bermerek, seseorang harus pergi ke pusat perbelanjaan atau mal premium di kota-kota besar. Barang-barang branded dijual eksklusif dan hanya bisa dijangkau oleh konsumen kelas menengah-atas.
Logo tas berkelas dunia Louis Vuitton/Ilustrasi-Reuters
Logo tas berkelas dunia Louis Vuitton/Ilustrasi-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Dahulu, untuk membeli barang fesyen bermerek, seseorang harus pergi ke pusat perbelanjaan atau mal premium di kota-kota besar. Barang-barang branded dijual eksklusif dan hanya bisa dijangkau oleh konsumen kelas menengah-atas.

Namun, semua berubah sejak dunia dalam jaringan (daring) memberi andil dominan dalam gaya hidup manusia modern. Produk-produk luxury brandsekarang lebih mudah diakses dan seolah-olah lebih terjangkau oleh siapapun.

Masyarakat yang hidup di daerah yang tidak memiliki mal pun bisa memiliki barang bermerek yang mereka sukai. Cukup dengan ‘klik’ di gadget yang ada di genggaman, barang bermerek idaman pun siap dimiliki dalam waktu singkat.

Melalui perdagangan di dunia maya, benda apapun, dari manapun bisa dijangkau siapapun. Apalagi, perdagangan via media daring bukan hanya rumah bagi produk-produk massal. Saat ini semakin banyak produsen barang mewah yang melirik pasar online.

McKinsey & Company mencatat pergangan ber-platform media daring memberi kontribusi sebesar 6% dari total penjualan produk mewah dunia pada 2014. Angka tersebut diprediksi menembus level 12% pada 2020.

Booming belanja di toko online pun menjangkiti Indonesia. Tidak hanya di kalangan urban, tentakel-tentakel e-commerce menjangkau hingga ke pelosok-pelosok Tanah Air yang sulit dipenetrasi investor pusat perbelanjaan.

Sejalan dengan itu, penggemar barang-barang mewah di Indonesia pun semakin melesat dan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah warga kelas jetset (high-networth individuals) beberapa tahun terakhir.

Dengan kata lain, orang superkaya di Indonesia semakin banyak. PT Knight Frank Indonesia memproyeksikan dalam satu dekade, populasi jutawan, multijutawan, miliader, dan triliuner di Tanah Air bertumbuh lebih dari 100%.   

Iming-iming pangsa pasar yang begitu segar di Indonesia itu membuat berbagai situs e-commerce asing ingin meraup sebagian ceruk laba dari konsumen kelas atas Tanah Air. Situs-situs perdaganganonline khusus barang bermerek pun mulai menjadi tren baru di Indonesia.

Salah satu perusahaan e-commerce barang mewah yang sedang membidik pasar kelas elit di Indonesia adalah Reebonz. Situs khusus penyedia luxury brand terbesar di Asia Pasifik itu baru saja melebarkan sayap bisnisnya dengan meluncurkan berbagai fitur di Tanah Air.

“Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin merayakan pencapaian hidup mereka dengan memiliki produk mewah yang berkualitas dan terjamin keasliannya,” kata Senior Manager Global Marketing Reebonz Sharanjit Kaur.

Menurutnya, perusahaan e-commerce yang berbasis di Singapura itu mendapat respons antusias dari para fashionista dan sosialita di Asia, khususnya Indonesia. Terbukti, saat ini sudah ada 4,5 juta akun aktif yang terdaftar di situs tersebut.

“Angka ini akan terus bertambah. Sejauh ini para konsumen melakukan aktivitas jual beli untuk lebih dari 139.000 jenis barang dari 550 merek dagang ternama dunia mealalui situs kami,” imbuhnya.

Seiring dengan semakin bertumbuhnya konsumen luxury brand di Tanah Air, Reebonz pun membentuk sistem perdagangan online yang dinamai ‘the new ecosystem of luxury’. Artinya, segala kegiatan transasksi produk mewah bisa dilakukan di situs tersebut.

“Lewat ekosistem online ini, kami memberikan berbagai kemudahan bagi pelanggan untuk mengakses produk bermerek ternama dunia lewat berbagai fitur atau aplikasi,” jelas Sharanjit

Fitur pertama adalah Reebonz Closets yang memungkinkan para fashionistauntuk saling menjual dan membeli barang-barang mewah bekas pakai (preloved) mereka.

Kedua, Reebonz Marketplace yang menawarkan akses bagi para anggota terhadap ratusan koleksi produk brandedlangka yang berasal dari para pemilik butik maupun kurator brang-barangvintage.

Ketiga, Reebonz Space yang merupakan versi offline dari situs Reebonz yang telah hadir di beberapa negara seperti di Singapura, Australia, dan Thailand.

“Tidak hanya website, inovasi kami hadir dalam bentuk aplikasi mobile. Saat ini pengguna aplikasi tersebut di Indonesia menembus 300.000 konsumen dan akan terus meningkat. Anggota kami di Indonesia lebih banyak yang bertransaksi via aplikasi,” kata Senior Marketing Manager Reebonz Indonesia Bernardi Widjaja Ng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper