Bisnis.com, JAKARTA— AirAsia, maskapai berbiaya murah dari Asia Tenggara, mengklaim mendapatkan sebuah tawaran pembelian senilai US$1 miliar untuk bisnis penyewaan pesawat ditengah meningkatnya permintaan perjalanan udara.
CEO Air Asia Group Tony Fernandes mengatakan maskapai tersebut bermaksud untuk melakukan divestasi aset. Fernandes mengatakan pihaknya perlu berdiskusi lebih lanjut mengenai tawaran yang didapat untuk Asia Aviation Capital Ltd, bisnis leasing pesawat yang sepenuhnya dimiliki oleh AirAsia. Namun, dia menolak untuk menjelaskan lebih jauh.
“Sebenarnya kami mendapatkan tawaran [dari pihak yang ingin] membeli perusahaan tersebut dan saya rasa hal ini bisa menjadi sumber dana yang sangat berpengaruh. Suatu waktu kami akan divestasi aset ini. Ada nilai yang sangat besar di sini,” kata Fernandes seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/5/2016).
Saham AirAsia naik sebesar 4,2% di Kuala Lumpur setelah Fernandes mengeluarkan pernyataan tersebut. Saham perusahaan tersebut meroket sebesar 92% tahun ini, ditopang oleh lonjakan profit.
Seiring dengan ambisi maskapai-maskapai di Asia Pasifik untuk menambah unit pesawatanya, AirAsia berfikir bahwa bisnis leasing pesawat akan jauh lebih murah daripada membeli langsung dari Boeing atau Airbus. Bisnis leasing sepertinya akan lebih menguntungkan daripada bisnis maskapai.
Sementara itu, AirAsia, salah satu konsumen terbesar pesawat lorong tunggal Airbus mulai terjun di bisnis leasing pesawat pada 2015.
Bloomberg mengestimasikan dalam 20 tahun ke depan, maskapai-maskapai di Asia akan mengoperasikan lebih dari 16.000 pesawat, hampir tiga kali lipat dari jumlah pesawat yang dioperasikan saat ini.