Bisnis.com, JAKARTA - Pihak istana membenarkan bahwa pembangunan kereta berkecepatan sedang Jakarta-Surabaya masuk dalam agenda pembahasan pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan selain memenuhi undangan helatan Group of Seven (G-7) pada 27 Mei di Nagoya, Presiden Jokowi juga akan menindaklanjuti dua usulan pembangunan infrastruktur transportasi oleh pemerintah Jepang.
Yang pertama, adalah pembangunan pelabuhan Patimban, Subang Jawa Barat yang telah diputuskan pemerintah untuk segera dilakukan. Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengestimasi nilai investasi Patimban sekitar Rp40 triliun.
Saat ini, Pramono mengatakan Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Jepang telah membicarakan perihal periodisasi waktu sampai pembentukan Badan Usaha Pelabuhan.
"Kedua, pembangunan kereta sedang Jakarta-Surabaya. Bukan kereta cepat ya. Ini pembahasannya masih proses," katanya di Bandara Halim Perdanakusumah usai melepas Presiden dan rombongan ke Jepang, Kamis (26/5/2016).
Pramono enggan menaksir nilai investasi pembangunan kereta tersebut. " Ini kan sedang dalam proses," ujarnya.
Kendati demikian, media massa Jepang Nikkei memberitakan bahwa biaya pembangunan diestimasi memakan dana hingga US$1,81 miliar atau setara Rp24,43 triliun (kurs Rp13.500 per dolar).
Pejabat Pemerintah Jepang sendiri membenarkan keinginan untuk membiayai proyek jangka panjang ini dengan bunga rendah, tetapi dengan syarat bahan dan material pembangunan rel kereta ini diimpor dari Jepang.
Estimasi nilai investasi tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kereta cepat Jakarta-Bandung yang menghabiskan US$5,1 miliar atau setara dengan Rp68,8 triliun.
Soalnya, pembangunan dua infrastruktur tersebut berbeda. Kereta Jakarta-Bandung yang dibiayai China adalah jenis high speed train, sedangkan rencana pembangunan kereta Jakarta-Surabaya nantinya diarahkan untuk berkecepatan sedang.