Bisnis.com, SURABAYA - Produsen benih jagung hibrida, PT Branita Sandhini (Monsanto), tahun ini ingin menggenjot ekspor hingga 50% pada 2020 sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas produksi di pabrik Bangsa Mojokerto.
Row Crop Lead PT Branita Sandhini, Dina Novitasari mengatakan selama ini dari total produksi benih jagung hibrida tahun lalu, komposisi ekspor masih 30% dengan negara tujuan Thailand dan Vietnam.
"Rencananya dalam peningkatan ekspor itu, kami bakal membidik negara Pakistan dan Filipina," katanya dalam siaran pers, Senin (23/5/2016).
Adapun kapasitas produksi pabrik Monsanto direcanakan untuk ditingkatkan menjadi 13.000 ton/tahun atau naik dari kapasitas saat ini sebesar 10.000 ton/tahun.
Tidak hanya itu, Monsanto juga berencana ingin terus menambah kapasitas mencapai 31.000 ton/tahun dengan menyiapkan sejumlah rencana investasi sampai 2020.
"Peningkatan produksi ini dilakukan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor tapi juga untuj mengisi ceruk pasar di dalam negeri yang masih terbuka luas,” imbuh Dina.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu sangat ingin membidik pasar dalam negeri tepatnya di Jawa Timur seperti wilayah Kabupaten Malang, Jember, Banyuwangi, Kediri serta Nganjuk, dan wilayah-wilayah di Jawa Tengah.
"Kami juga terus membaca peluang pasr di pulau selain Jawa seperti Sulawesi, Sumbawa serta Lampung dan Karo di Sumatera," imbuh Dina.
CEO Monsanto Indonesia, Mauricio Amore menambahkan saat ini Monsanto menggandeng petani sebagai mitra melalui program pemberdayaan petani unggulan untuk 100 petani di lahan seluas 50 hektar.
Program tersebut membantu petani meningkatkan produktivitasnya sekitar 14% menjadi 7,97 ton/ha dengan tambahan penghasilan Rp2,9 juta/ha.
"Kami menjaring petani sebagai mitra kami untuk menjamin berkelanjutan bisnis kami," ujarnya.