Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUASA 2016: Kenaikan Harga Pangan Tidak Besar

Pengamat sektor pertanian Profesor Bustanul Arifin mengatakan tingkat kenaikan harga sejumlah bahan pangan seperti beras diyakini tidak akan besar pada saat bulan puasa 2016 terutama bila pemerintah mengantisipasinya dengan tepat.
Tingkat kenaikan harga sejumlah bahan pangan seperti beras diyakini tidak akan besar pada saat bulan puasa 2016./Bisnis
Tingkat kenaikan harga sejumlah bahan pangan seperti beras diyakini tidak akan besar pada saat bulan puasa 2016./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -  Pengamat sektor pertanian Profesor Bustanul Arifin mengatakan tingkat kenaikan harga sejumlah bahan pangan seperti beras diyakini tidak akan besar pada saat bulan puasa 2016 terutama bila pemerintah mengantisipasinya dengan tepat "Setelah panen kemarin dan ekspektasi panen berikutnya Juli-Agustus, kondisi seperti ini kalaupun ada kenaikan saat Ramadhan tidak akan besar," kata Bustanul Arifin di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Menurut Bustanul, diperkirakan kalau ada kenaikan harga tidak akan melebihi 10 persen asalkan tidak ada spekulasi dan ekspektasi berlebihan sehingga banyak yang menyimpan beras sehingga bisa terjadi akumulasi pergerakan harga.

Dia mengakui, saat ini memang ada pergerakan harga tetapi hal tersebut dinilai karena ada gangguan distribusi terkait untuk memenuhi target daerahnya masing-masing.

Bustanul menyebutkan, rentang waktu yang harus diwaspadai adalah pada bulan November-Desember 2016, yang jika manajemen stok tidak berjalan dan kurang diantisipasi dengan baik, maka dikhawatirkan akan ada kenaikan harga.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antarlembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Rachmat Hidayat di Jakarta, Rabu (11/5), mengatakan stabilitas harga dibutuhkan guna menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen dan nilai inflasi.

Rachmat menjelaskan, ada tiga faktor yang mempengaruhi harga produk pangan olahan, yakni ketersediaan bahan baku, harga yang kompetitif dan kualitas yang baik.

Ia menuturkan, terkait kebijakan pangan, termasuk urusan impor, pemerintah diminta melakukan telaah menyeluruh dan komprehensif. Sebelumnya, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) siap melakukan pengawasan terhadap kebijakan impor yang dilakukan pemerintah di sektor pangan.

"HKTI sebagai bagian dari petani Indonesia akan melakukan pengawasan secara terus-menerus atas sejumlah kebijakan pemerintah di sektor pangan terutama pada kebijakan impor bahan pangan," kata Ketua Umum HKTI Fadli Zon pada acara pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI 2015-2020 di Jakarta, Rabu (27/4).

Menurut Fadli yang juga Wakil Ketua DPR RI, langkah awal yang sudah ditempuh HKTI pada saat ini adalah melakukan dialog dengan pihak Kementerian Pertanian (Kementan) terkait sejumlah langkah strategis yang dilakukan HKTI guna mendukung program pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper