Bisnis.com, PADANG— Pelaku usaha sektor perhotelan meyakini okupansi atau tingkat hunian hotel di Sumatra Barat masih berpeluang tumbuh, mengingat belum optimalnya pemulihan ekonomi dan belum maksimalnya pengembangan pariwisata.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar Yosi Widiotomo menyebutkan masih ada ruang untuk tumbuh, terutama dari segmen leisure dan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) yang mulai menggeliat seiring prioritas pengembangan sektor pariwisata daerah itu.
“Peluangnya masih ada, tetapi memang belum tumbuh maksimal. Dibandingkan tahun lalu, awal tahun ini cukup baik, tetapi belum sebagus dua tiga tahun lalu (sebelum 2013),” katanya.
Dia mengungkapkan rerata okupansi hotel di daerah itu sepanjang kuartal pertama tahun ini berkisar 55%, lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya di kisaran 40%. Namun, pencapaian itu dinilai masih terbilang rendah.
Bahkan, di kuartal kedua tahun ini ketika memasuki bulan Ramadan dan Lebaran, okupansi diyakini masih tetap akan tumbuh, karena memasuki musim liburan sekolah. Meski saat Ramadan berpeluang turun.
Yosi meminta pemda melakukan pemerataan jumlah hotel dengan tidak terfokus di Kota Padang dan Bukittinggi. Sebab, suplai kamar hotel di dua kota itu dinilai sudah berlebih.
“Seperti Kota Padang jangan lagi diberikan izin baru untuk hotel, suplainya sudah berlebih,” ujarnya.
Meski begitu, dia optimistis kinerja tahun ini bakal lebih baik dari tahun sebelumnya, asal manajemen hotel mampu meningkatkan pelayanan dan promosi, serta optimalisasi pemda menggarap sektor wisata.
Adapun, Data BPS setempat mencatatkan per Maret 2016 rerata tingkat hunian hotel berbintang di Sumbar mecapai 50,96% lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 50,39%. Sedangkan di bulan Januari hanya tercatat 44,32%.
Sementara itu, General Manager Grand Zuri Padang Surni Yanti mengatakan okupansi hotel di bawah Zuri Hospitality Management (ZHM) itu mencapai 90% di awal tahun, padahal perseroan hanya menargetkan 60%.
“Kami bersyukur, kinerja di triwulan pertama tahun ini cukup bagus, over budget sekitar 40%,” katanya.
Menurutnya, peningkatan kinerja itu didorong promosi yang gencar dilakukan, serta sejumlah kegiatan yang dilakukan pemda maupun swasta di Sumbar.
Surni menargetkan okupansi mampu stabil di kisaran 90% pada kuartal kedua, sekaligus mampu menutupi kinerja yang anjlok tahun sebelumnya.
Emir R Yahya, General Manager Rocky Group Emir Yahya mengatakan rerata tingkat hunian dua hotel di bawah manajemen Rocky Group berkisar 60% dan berpotensi meningkat di kuartal berikutnya.
“Kuartal pertama cukup normal, meski masih di bawah target. Harapannya lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujar Emir.
Dia memperkirakan untuk kuartal kedua, okupansi Rocky Group bakal di atas 60%. Apalagi, musim liburan diyakini meningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Padang dan Bukittinggi, meski proyeksi bulan Ramadan dan Lebaran diyakini bakal suram.
General Manager Campago Resort Hotel Bukittinggi Roni Falian mengatakan banyaknya libur panjang di awal tahun ini membantu mendongkrak okupansi. Termasuk pelaksanaan MICE yang juga mulai tumbuh.
“Cuma dukungan pemda untuk sektor pariwisata belum maksimal. Kalo pariwisata bisa dioptimalkan, dampaknya akan bagus terhadap sektor perhotelan,” katanya.