Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Besok, RI Teken Member Country Partnership Strategy Dengan IDB

Indonesia akan menandatangani Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020 dengan Islamic Development Bank besok, Selasa (17/5/2016)
Wapres Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohamed Ali Al Madani (kiri) seusai bertemu di Kantor Wapres, Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (4/11/2016). /antara
Wapres Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohamed Ali Al Madani (kiri) seusai bertemu di Kantor Wapres, Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (4/11/2016). /antara

Bisnis.com, JAKARTA- Indonesia akan menandatangani Member Country Partnership Strategy (MCPS) 2016-2020 dengan Islamic Development Bank besok, Selasa (17/5/2016).

Dalam konferensi pers di sela rangkaian sidang tahunan IDB ke-41, Senin (16/5/2016), Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan dalam konteks pembiayaan pembangunan Indonesia, Islamic Development Bank (IDB) semakin berperan penting.

“Kita akan fokus pada infrastruktur fisik dan sosial, pengembangan industri keuangan islam yang inklusif, pengembangan sektor usaha, dan dukungan kepada integrasi regional,” ujarnya.

Tanpa menjabarkan detil angka yang akan disepakati dalam MSCPS itu, dia menyatakan ada beberapa proyek yang menjadi perhatian. Pertama, proyek pembangunan kawasan kumuh dengan nilai pembiayaan sekitar US$365 juta.

Kedua, proyek pengembangan empat universitas dan lembaga pendidikan tinggi islam senilai US$176,5 juta. Ketiga, perluasan dan pengembangan jaringan listrik atau transmisi US$330 juta.

Bambang mengatakan untuk pembangunan kawasan kumuh, IDB akan melalukan co-financing dengan world bank dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

“Ini menurut kami insiatif yang sangat bagus,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Pinjaman dan Hibah Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Ayu Sukorini mengatakan dalam MCPS 2016-2020 itu, setidaknya memuat rencana pinjaman senilai US$5 miliar.

Dia melanjutkan, angka ini tidak akan semuanya dipakai oleh pemerintah, tapi juga sektor swasta. Indikasi awal hingga saat ini, ada sekitar US$2 miliar yang akan dipakai langsung oleh pemerintah untuk pembiayaan beberapa sektor, terutama infrastruktur.

“Kebanyakan infrastrukitur pendidikan perguruan tinggi, infrastruktur perkotaan, dan pertanian,” katanya.

Kendati demikian, untuk tahun ini, dari jumlah sekitar US$2 miliar itu, ada beberapa proyek pemerintah dengan nilai sekitar US$400 juta – US$500 juta yang akan disepakati dan bisa diaktifkan sebagai pembiayaan lewat signing loan agreement tahun ini.

Adapun, pengaktifan dan penarikan akan disesuaikan dengan progres dari setiap proyek yang dibiayai. Walaupun demikian, pasca signing loan agreement itu, net loan amount dari IDB akan naik dari posisi saat ini US$987,5 miliar.

Posisi saat ini, total pinjaman yang sudah diserap sekitar US$248,9 miliar. Sisanya, sekitar US$738,6 miliar masih belum terserap. Proyek on going saat ini sekitar 12 buah dengan 3 proyek diantaranya akan berakhir pada Desember 2016.

Dari sisi cost, Ayu berujar pinjaman dari IDB lebih murah dibandingkan lembaga lainnya. Namun, pihaknya tidak menjabarkan dengan detil besaran disparitas yang ada antar lembaga.

PENINGKATAN

Presiden IDB dan Chairman of the Board of Executive Directors Ahmad Mohamed Ali mengatakan Indonesia telah berkontribusi besar dalam mekanisme kerja sama teknis lewat dukungan negara anggota melalui program reverse linkage.

Dalam Laporan Tahunan IDB, meskipun banyak tantangan yang dihadapi negara-negara, nilai bersih pembiayaan yang disetujui pada 2015 meningkat 13% menjadi US$12,1 miliar dari posisi tahun sebelumnya US$10,7 miliar.

Pada 2015, IDB meluncurkan 36 program bantuan di tujuh negara anggota dan 29 negara non-anggota. Dari seluruh program ini, 10 diantaranya ditujukan untuk bantuan darurat kepada tujuh negara anggota dan tiga negara non-anggota senilai US$6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper