Bisnis.com, WAKATOBI—Kementerian Perhubungan akan segera membuka rute penerbangan baru dari Jakarta ke Wakatobi yakni transit di Makassar dan Bali, guna mendukung program pariwisata nasional. Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan, mengatakan dengan beroperasinya bandara Matahora, Wakatobi lengkap dengan sistem keamanan dan fasilitas standar internasional, sejumlah maskapai penerbangan dengan ukuran pesawat besar akan masuk ke lapangan udara ini.
“Landasan yang saat ini sudah bisa dimasuki Boeing 737-800/900. Perjalanan langsung Jakarta sekitar 2,5 jam – 3 jam. Dahulu pesawat besar tidak mau masuk, karena sistem keamanan yang dijalankan daerah tidak sesuai standar,” ujarnya saat peresmian bandara Matahora, Minggu (8/5). Selain rute untuk pesawat berukuran besar, pesawat ATR via Kabupaten Kendari akan dipertahankan.
Oleh karena itu, untuk mempercepat program ini, dibutuhkan dukungan dari sektor pariwisata dengan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Dia mengatakan, Kemenhub terus menjalankan program perbaikan bandara lama dan pembangunan bandara baru untuk mewujudkan program konektivitas. Pada tahun lalu 110 bandara di seluruh wilayah nasional telah diperbaiki dan 15 bandara baru akan selesai pada 2017.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata, mengatakan keberadaan bandara standar internasional di Wakatobi sangat dibutuhkan, mengingat wilayah ini telah ditetapkan pemerintah sebagai top 10 destinasi pariwisata nasional yang akan dipromosikan secara global.
“Selain itu, Wakatobi akan dijadikan sebagai ikon utama pengembangan destinasi utama pariwisata nasional kelas dunia. Oleh karena itu, seluruh fasilitas penunjang harus memenuhi standar internasional. Kemenpar juga akan menyertifikasi 50 anak Wakatobi menjadi dive master,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Presiden Joko Widodo akan menandatangani pembentukan otoritas pariwisata Wakatobi pada Juni mendatang. Otoritas ini bertugas penuh mengembangkan fasilitas dan promosi pariwisata untuk menarik 500.000 turis per tahun.
Saat ini berdasarkan data statistik, mayoritas turis yang masuk ke Indonesia menggunakan jalur udara. Hanya sekitar 24% turis yang menggunakan jalur laut, yakni di Kepulauan Riau. Oleh karena itu, dibutuhkan penerbangan langsung dari pusat-pusat pariwisata Indonesia.