Bisnis.com, PADANG - Pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat sepanjang kuartal pertama tahun ini hanya melaju 5,48%, lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 5,50%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dody Herlando mengatakan, belum pulihnya ekonomi secara nasional dan masih tertekannya harga komoditas menyebabkan laju ekonomi Sumbar melambat.
“Pemulihan ekonomi belum sepenuhnya membaik, begitu juga dengan harga komoditas di pasar global masih belum pulih,” katanya, Rabu (4/5/2016).
Dia mengatakan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi sepanjang kuartal I/2016 berasal dari lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,09%, dan dari sisi pengeluaran komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit tumbuh 6,46%.
Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar terkontraksi 0,56%. Hal itu disebabkan penurunan lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang turun 7,13%, dan sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan pengadaan listrik dan gas turun 4,81%.
Sedangkan, dari sisi pengeluaran, penurunan terjadi dari komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang minus 49,86% dan ekspor minus 15,89%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko meminta pemerintah daerah mendorong peningkatan investasi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah itu.
“Ada kecenderungan investasi menurun. Ini harus jadi perhatian serius, pemda perlu mendorong peningkatan investasi ke Sumbar,” ujarnya.
Dia mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi masih terbuka lebar dengan meningkatkan investasi terutama di sektor hilirisasi industri, dan meningkatkan pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).