Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya berencana membangun sejumlah pelabuhan ekspor serta peningkatan infrastruktur penunjang industri perikanan di kawasan pesisir dan menurunkan harga bahan pokok di kawasan Indonesia Timur.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan guna menurunkan angka illegal fishing perlu ada sinergi Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Kementerian Perhubungan.
Hal ini terutama adanya sejumlah temuan akan penurunan angka tangkapan ikan misalnya di Sibolga, Sumatera Utara, yang biasanya satu hari mendapatkan 400 ikan kini menjadi 200 ikan per hari.
“Supaya ekspor ikan legal dari Indonesia bisa ditingkatkan, setelah kami menganalisa ada masalah di daerah-daerah penghasil ikan karena tidak ada regular ship dan tidak ada kontainer khusus sehingga rata-rata sulit kalau mau ekspor, mesti dibawa ke Surabaya dulu, ke Bali dulu, dan Medan sehingga kami putuskan membuka pelabuhan baru supaya ekspor meningkat,” terang Rizal di Gedung Pengkajian Penerapan Teknologi, Selasa (3/5/2015).
Pasalnya dengan kebijakan tersebut juga harus mencakup pelabuhan impor. Menurutnya, jika hanya untuk ekspor, ada barangnya sementara pulangnya kontainernya kosong. Kemenko Maritim akan mereview karena di setiap lokasi yang dibuka dengan custom dari bea dan cukai, imigrasi, dan karantina (CIQ).
“Kami akan lakukan rapat lanjutan dengan Menteri Perdagangan juga Menteri Hukum dan HAM supaya disiapkan CIT untuk peningkatan ekspor Indonesia supaya harga ikan naik dan nelayan lebih sejahtera. Kedua, itu akan membantu kalau kita buka pelabuhan di Indonesia Timur maka harga kebutuhan pokok dan dasar akan turun harganya,” jelas Rizal lagi.