Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARUS PETI KEMAS: Pelindo III Catat Kenaikan 55% di Flores

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Pelabuhan Indonesia III mencatat peningkatan arus peti kemas di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur hingga 55% pada 2012.

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Pelabuhan Indonesia III mencatat peningkatan arus peti kemas di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur hingga 55% pada 2012.

Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III), Edi Priyanto menjelaskan pertumbuhan arus peti kemas terus meningkat sejak 2010.

“Berdasarkan data arus bongkar muat melalui Pelabuhan Maumere setiap tahun mengalami tren peningkatan  dimana pada tahun 2010 terealisir 5.786 TEUs, 2011 meningkat menjadi 10.178 TEUs dan tahun 2012 menjadi 15.789 teus,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (30/3/2013).

Edi menyatakan dengan adanya berbagai potensi hasil bumi asal Flores diharapkan dapat meningkatkan pengiriman barang menggunakan peti kemas  pada 2013.

Hasil bumi andalan asal Flores yang sering dikirim ke berbagai daerah seperti kopra, kacang mete, kopi, dan coklat.

Dia menambahkan sejumlah  perusahaan pelayaran merencanakan meningkatkan pelayanan melalui pelabuhan Maumere.

 Tiga operator pelayaran petikemas domestik telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kinerja pelayanan bongkar muat adalah PT Meratus Line, PT Taruna Kusan Explosive dan PT Timur Asri Laut.

PT Meratus Line merupakan operator yang pertama kali membuka pelayanan petikemas domestik melalui Pelabuhan Maumere sejak 2010.

PT Pelayaran Alkan Abadi, tuturnya,  juga sudah mengirim surat ke Pelindo III Cabang Maumere pada 27 Maret 2013 untuk melakukan kegiatan perdana bongkar muat kontainer di Pelabuhan Ende pada pertengahan bulan April 2013.

Pelabuhan Ende merupakan Pelabuhan yang masuk di wilayah kejra Pelindo III Cabang Maumere

Dia menyatakan meskipun pengiriman peti kemas menunjukan peningkatan namun pihaknya masih menemui beberapa hambatan dalam pengiriman peti kemas domestik di pelabuhan Maumere.

Hambatan utama meliputi, tenaga kerja bongkar muat (TKBM) belum mau melaksanakan kegiatan 24 jam sehingga kegiatan bongkar muat peti kemas tidak bisa dilakukan secara cepat.

Biaya buruh TKBM juga masih mahal mencapai Rp300.000 per petikemas dan kurangnya daya dukung industri di wilayah Maumere.

Terbatasnya ketersediaan dermaga sehingga dermaga digunakan bergantian dengan kapal jenis lain seperti penumpang dan general cargo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Others
Sumber : Henrykus F. Nuwa Wedo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper