Bisnis.com, PADANG - Kinerja produksi industri mikro dan kecil di Sumatra Barat sepanjang kuartal pertama tahun ini mengalami peningkatan pertumbuhan 8,74% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu, sedangkan nasional hanya tumbuh 5,91%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dody Herlando mengatakan, peluang peningkatan produksi industri mikro dan kecil daerah itu terbuka lebar, apabila pemda mampu menggenjot kinerja sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi setempat.
“Untuk industri mikro dan kecil, saya kira peluangnya besar. Tinggal bagaimana mendorong kreatifitas pelaku usaha dan pemasarannya,” katanya, Senin (2/5/2016).
Dia menyebut, secara quartal to quartal (qtq) pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil tumbuh 3,91% dibandingkan kuartal keempat tahun lalu. Sementara untuk angka nasional hanya tumbuh 0,76%.
Jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu, secara rinci industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya naik 45,14%, industri furnitur tumbuh 28,35%, industri kertas dan barang dari kertas 25,31%, industri minuman 24,13%, dan industri barang galian bukan logam naik 24,08%.
Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau kuartal IV/2015 terjadi peningkatan 12,91% untuk industri logam, bukan mesin dan peralatannya.
Selain itu, industri furnitur naik 10,20%, industri pakaian jadi tumbuh 8,82%, industri minuman naik 8,24%, dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus, dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya tumbuh 7,81%.
Untuk poduksi industri manufaktur sedang dan besar justru turun 0,95%. Dody menyebutkan industri sedang dan besar di Sumbar bisa dibilang tidak banyak. Hanya perusahaan semen, dan sejumlah perusahaan CPO dan karet.
“Penurunan produksi industri manufaktur sedang dan besar terutama dari CPO yang harganya anjlok di pasar global,” katanya.