Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RISET COLLIERS: Lahan Industri Makin Terbatas, Harga Kian Tinggi

Pasokan lahan industri yang kian terbatas di Bekasi menyebabkan pertumbuhan harga lahan industri Bekasi semakin tinggi, sementara wilayah ini masih menjadi wilayah yang paling diminati untuk industrin
Ilustrasi/Jabarprov.go.id
Ilustrasi/Jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA— Pasokan lahan industri yang kian terbatas di Bekasi menyebabkan pertumbuhan harga lahan industri Bekasi semakin tinggi, sementara wilayah ini masih menjadi wilayah yang paling diminati untuk industri.

Associate Direktor Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, ekspansi lahan industri di Bekasi di masa mendatang tampaknya akan semakin terbatas, menyebabkan semakin minimnya land bank di wilayah ini.

Satu lahan industri dengan jumlah lahan kosong terbesar di antara yang lain akan menjadi satu-satunya pilihan bagi industri yang membutuhkan lahan besar.

“Seiring dengan kian langkanya lahan di Bekasi, harga menjadi menjadi paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya,” kata Ferry dalam riset Colliers yang dikutip Jumat (29/4/2016).

Di Bekasi, hanya sedikit perusahaan yang memiliki rencana ekspansi penambahan cadangan lahan. Dengan demikian, lahan potensial yang dapat dikembangkan di wilayah ini menjadi semakin terbatas.

Sejumlah perusahaan penyedia lahan industri saat ini lebih memilih fokus pada pengembangan kawasan komersial, terutama mereka yang memiliki banyak lahan di kawasan primer.

Perusahaan-perusahaan yang sudah cukup matang di bisnis penyediaan kawasan industri mulai memanfaatkan besarnya populasi pekerja lokal dan ekspatriat dari tenant-tenant di kawasan industri mereka.

Ada beberapa perusahaan yang semakin menekankan pada pengembangan area komersial dan residensial untuk meningkatkan pemanfaatan dan profit dari lahan yang tersisa.

Apalagi, wilayah Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan favorit untuk hunian di masa mendatang, seiring akan beroperasinya moda transportasi kereta ringan atau LRT dari dan menuju Jakarta.

“Konstruksi proyek apartemen yang masiv menjadi pemandangan yang sangat umum di Bekasi saat ini, termasuk juga proyek komersial lainnya seperti hotel, pusat perbelanjaan atau bahkan perkantoran,” katanya.

Riset Colliers menunjukkan, rata-rata harga lahan di Bekasi saat ini mencapai US$221,51 per meter persegi (m2). Posisi tertinggi ini selanjutnya diikuti oleh Karawang dengan US$185 per m2, Bogor US$163,5 per m2, Serang US$155,25 per m2 dan terakhir Tangerang dengan US$144,16 per m2.

Sementara itu, penjualan lahan di Bekasi sepanjang kuartal pertama tahun ini masih relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya, meskipun semakin melemah dibandingkan tahun lalu.

Riset Cushman & Wakefield menunjukkan, total penjualan lahan industri sepanjang kuartal lalu hanya mencapai 19,4 hektar. Jumlah ini menjadi realisasi terendah per kuartal sejak kuartal pertama 2014. Penjualan tergerus 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 80 hektar.

Dari total penjualan sebanyak 19,4 hektar tersebut, penjualan lahan di wilayah Bekasi mendominasi, sekitar 11,9 hektar atau 61% dari total kinerja penjualan lahan industri. Selanjutnya diikuti oleh Serang dengan 5,5 hektar  serta Karawang dan Purwakarta dengan  2 hektar.

Penjualan di Bekasi di topang oleh Bekasi Fajar Industrial Estate yang berhasil menjual 5,2 hektar lahan di kuartal pertama tahun ini. Selanjutnya, penjualan dari Greenland International Industrial Estate 2,3 hektar dan Delta Silicon 0,8 hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper