Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Aljazair menyatakan saat ini sangat berminat untuk mengimpor produk mebel dari Indonesia lantaran dianggap memiliki kualitas yang baik.
Dirjen Lembaga Nasional untuk Perdagangan Luar Negeri (L’Agence Nationale de Promotion du Commerce Extérieur/Algex), Chetti Chafik mengatakan pemerintah Aljazair saat ini gencar menggalakkan diversifikasi ekonomi, salah satunya dengan mengucurkan kredit besar-besaran kepada masyarakat Aljazair untuk pembelian furnitur dan perlengkapan rumah.
Besaran kredit yang dikucurkan bisa mencapai 2 juta dinar atau sekitar Rp200 juta/orang. Program tersebut juga sejalan dengan program pemerintah Aljazair yang membangun 2 juta rumah.
“Negara kami membutuhkan mebel Indonesia dalam jumlah besar dan kami menginginkan untuk dapat mengimpor produk mebel dan furniturnya,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (28/4/2016).
Dia memaparkan, selama ini Aljazair harus mengimpor mebel dari Malaysia padahal, produk dari Malaysia tersebut juga merupakan buatan Indonesia. Hal ini terjadi lantaran Aljazair dan Indonesia belum memiliki kesepakatan kerja sama perdagangan secara langsung.
“Akibatnya harga mebel yang kami beli menjadi lebih mahal bila dibandingkan membeli langsung dari Indonesia, karena harus dikenakan bea masuk barang,” imbuhnya.
Ketua Kadin Wilayah Biskra, Aljazair, Khubzi Abdelmadjid menambahkan, pihaknya ingin mengundang inevstor Indonesia untuk mengekspor mebel ke Aljazair dan berpartisipasi langsung dalam pendirian pabrik mebel di Aljazair.
“Kami akan menyambut sekali jika pengusaha mebel Indonesia mau bekerja sama dengan kami,” imbuhnya.
Duta Besar RI untuk Aljazair, Safira Machrusah menambahkan, kesepakatan perdagangan antara Indonesia-Aljazair perlu segera dilakukan. Kesepakatan itu ditindaklanjuti dengan mengadakan sidang komisi bersama ke-2 antara Indonesia-Aljazair.
“Kami akan upayakan terjalinnya kesepakatan perdagangan antar kedua negara ini supaya tidak lagi menemui hambatan tarif perdagangan,” ujarnya.
Berdasarkan data KBRI Aljazair, neraca perdagangan Aljazair- Indonesia pada 2013 mencapai US$700 juta. Pada 2015 mengalami penurunan menjadi hanya US$555,95 juta, dan ekspor Indonesia ke Aljazair US$220,388 juta dan impor Indonesia dari Aljazair mencapai US$335,565 juta.
Indonesia selalu mengalami defisit neraca perdagangan akibat tingginya nilai impor migas. Diharapkan dengan adanya trade agreement antara Indonesia-Aljazair dapat menjadi pintu masuk Indonesia dalam menembus pasar Afrika.