Bisnis.com, JAKARTA - Australia menyatakan industri garam merupakan salah satu sektor yang potensial dalam pembahasan perjanjian kerja sama ekonomi dengan Indonesia.
Duta Besar Australia Paul Grigson siang ini (Kamis, 28/4/2016) menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk membicarakan isu perdagangan dan industri Indonesia-Australia.
Grigson menjelaskan diskusi dengan Saleh adalah kelanjutkan dari keputusan Indonesia kembali membuka pembahasan Comprehensive Economic Partnership Agreemen (IA-CEPA) dengan Australia.
“Ini adalah percakapan pertama (dengan Saleh Husin). Saya datang untuk mengetahui apa yang Indonesia mau dari negosiasi tersebut,” katanya, Kamis (28/4/2016).
Dia menjelaskan Australia menginginkan negosiasi mencakup seluruh aspek ekonomi dalam hal arus barang, jasa, dan investasi antara kedua negara. IA-CEPA harus memberikan akses dan kepastian kepada perusahaan Australia yang berbisnis di Indonesia dan sebaliknya.
Grigson menambahkan Australia siap memperkuat berbagai kerja sama teknis dan pembangunan kapasitas industri yang telah berjalan di Indonesia.
Negosiasi antara kedua negara akan meliputi berbagai sektor ekonomi yang penting bagi kedua negara, termasuk perdagangan dan industri garam Indonesia-Australia.
Perusahaan Australia, jelasnya, saat ini sudah menjajaki investasi besar dalam produksi garam dan fasilitas pengolahan garam di Indonesia.
“Garam akan menjadi bagian dari negosiasi tersebut. Kerja sama tidak hanya dalam proses pengoalahn tapi juga di produksi, termasuk yang sekarang sedang berjalan di Nusa Tenggara Timur,” kata Grigson.