Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia diyakini menjadi incaran investasi asing seiring dengan status negeri ini sebagai salah satu produsen penting perikanan budi daya dunia.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan saat ini Indonesia menempati peringkat empat negara penghasil perikanan budi daya global. “Dengan sumber daya alam yang kita miliki, peluang meningkatkan produksi masih terbuka lebar,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (26/4/2016).
Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia. Untuk udang, produk ekspor Tanah Air menjadi primadona karena dinyatakan bebas dari penyakit Early Mortality Syndrome (EMS). Pasar dalam negeri juga prospektif untuk komoditas air tawar seperti lele, nila, gurame, dan mas.
“Peningkatan produksi masing-masing komoditas per tahun juga cukup mengembirakan. Dalam lima tahun terakhir produksi perikanan budi daya meningkat cukup pesat dari 6,28 juta ton pada 2010 menjadi 14,359 juta ton pada 2014,” kata Slamet.
Guna mengenalkan industri perikanan budidaya Indonesia kepada dunia, KKP mengadakan seminar dan pameran bertaraf internasional. Salah satunya Asian Pacific Aquaculture : Conference and Exhibition 2016 yang kini tengah dilangsungkan di Surabaya, Jawa Timur.
Slamet mengatakan APA 2016 dihelat bersamaan dan berkorelasi dengan Indonesian Aquaculture (INDOAQUA) 2016 serta Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA). Menurutnya, even tersebut menjadi momen tepat untuk menunjukkan kesiapan pemain lokal dalam menghadapi kompetisi regional dan global.
“Di samping itu akan memberikan keuntungan yang besar bagi perkembangan industri perikanan budi daya di Tanah Air karena akan mampu mengundang investor dan memperkenalkan teknologi perikanan budidaya terbaru.”
Saat ini, tambah dia, usaha lokal membutuhkan teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi baik dari segi biaya maupun tenaga. Di sisi lain, pemerintah terus mendorong usaha berkelanjutan sebagai bentuk perikanan budi daya modern.
Dalam menghadapi persaingan pasar bebas, Indonesia menyiapkan strategi pembangunan dalam bentuk pertumbuhan, pemerataan dan modernisasi. Pertumbuhan diwujudkan dengan pencapaian produk domestik bruto sesuai target, pemerataan melalui pengembangan usaha kecil dan menengah, serta modernisasi via peningkatan daya saing produk.