Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat meminta bantuan pemerintah pusat untuk penanaman kembali atau replanting 45.000 Ha lahan sawit milik masyarakat daerah itu.
Kepala Dinas Perkebunan Pasbar Alfitri Noven mengatakan sekitar 45.000 Ha dari total 101.000 Ha lahan sawit masyarakat di daerah itu sudah harus diremajakan untuk meningkatkan produksi cruid palm oil (CPO) atau minyak sawit.
“Perlu peremajaan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Apalagi sekarang pemerintah melakukan moratorium pembukaan lahan baru. Mau tidak mau untuk meningkatkan produksi ya harus perbaikan lahan,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (18/4/2016).
Dia mengatakan dengan lahan 45.000 Ha dan biaya peremajaan yang besar, anggaran swadaya masyarakat tidak mampu untuk mempercepat peremajaan lahan. Makanya, pemerintah setempat meminta bantuan pusat melalui APBN.
Dia mengungkapkan selain mengharapkan bantuan pusat, pemda juga menganggarkan melalui APBD, pemanfaatan dana CSR, dana koperasi dan swadaya masyarakat.
“Anggaran pemda tidak cukup, harus bersama-sama. Pengalaman kami, untuk replanting selama 5 tahun hanya mampu melakukan peremajaan untuk 13.000 Ha saja,” ujarnya.
Artinya, imbuh Noven, kalau dilakukan dengan cara lama, peremajaan untuk 45.000 Ha tersebut membutuhkan waktu paling cepat 15 tahun, dengan asumsi mampu meremajakan 15.000 Ha dalam 5 tahun.
Menurutnya, kebun sawit milik masyarakat setempat umumnya sudah berusia tua, tidak berasal dari benih yang bagus, dan minim pemeliharaan, sehingga produktivitas kebun menjadi sangat rendah atau hanya 800 kg per Ha per tahun.
Padahal, potensi produksi masih bisa ditingkatkan jika pemilihan bibit di awal penanaman dan pemeliharaan dilakukan dengan baik.
Dia memperkirakan, jika 45.000 Ha lahan itu bisa diremajakan menggunakan bibit berkualitas, maka produksinya sebanding dengan penambahan lahan baru seluas 22.000 Ha.
Adapun, untuk seluruh wilayah Sumbar, sebanyak 40% atau sekitar 156.152 Ha dari total 390.380 Ha lahan sawit perlu diremajakan untuk menggenjot produksi CPO.
“40% dari lahan sawit yang ada di Sumbar perlu peremajaan, karena sudah berusia tua dan hasil produksi tidak lagi optimal,” kata Fajaruddin, Kepala Dinas Perkebunan Sumbar.
Dia mengatakan produksi CPO Sumbar hanya berkisar 1,15 juta ton per tahun dari luas lahan yang ada. Padahal potensi tersebut masih bisa dioptimalkan.
Fajaruddin mengungkapkan sebagian besar sawit yang perlu replanting itu, merupakan sawit tua yang ditanam di tahun 1980 an, sisanya adalah sawit yang ditanam dengan tidak menggunakan varietas unggul, sehingga menyebabkan produktivitas rendah.
Selain itu, karena lemahnya pemeliharaan kebun, dan penerapan praktik pertanian yang belum dilakukan secara optimal membuat produksi juga tidak maksimal.
Dia meminta pemerintah pusat membantu proses peremajaan, karena memerlukan anggaran besar. Termasuk kemungkinan menggunakan skema pinjaman lunak kepada petani untuk melakukan peremajaan kebun.