Bisnis.com, PADANG - Sepanjang kuartal pertama tahun ini, perizinan investasi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendominasi izin yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Sumbar Masrul Zein mengatakan sektor energi terutama energi panas bumi atau geothermal menjadi jualan utama pemerintah setempat kepada investor.
“Fokus kami masih di sektor geothermal, pariwisata, industri pengolahan, pembangunan infrastruktur, dan lain-lain,” katanya, Senin (11/4/2016).
Data BKPM setempat mencatatkan jumlah izin yang dikeluarkan sampai Maret 2016 mencapai 235 izin. Sebanyak 55 izin dikeluarkan untuk bidang ESDM, 49 izin di sektor perikanan dan kelautan dan 43 izin di sektor perhubungan.
Selain itu, izin di sektor tenaga kerja sebanyak 26 izin, sektor penanaman modal 22 izin, sektor kehutanan 14 izin, sektor kesehatan 12 izin, dan sektor perindustrian dan perdagangan sebanyak 11 izin.
Menurutnya, sektor energi menjadi prioritas karena potensi energi panas bumi di daerah itu masih sangat besar mencapai 1.656 MW di 17 titik yang tersebar di lima kabupaten, Solok Selatan, Agam, Tanah Datar, Pasaman, dan Pasaman Barat.
Dari potensi yang ada, cadangan terduga panas bumi mencapai 858 MW dan sumber daya geothermal yang masih spekulatif diperkirakan mencapai 798 MW.
Dia mengatakan dari potensi yang ada baru PT Supreme Energy yang menggarap dua titik di Muara Labuh dan Kili Pinangawan, Kabupaten Solok Selatan masing-masing dengan potensi 194 MW dan 412 MW.
Sedangkan perusahaan lainnya, Hitay Energy asal Turki berencana menggarap potensi energi di Gunung Talamau, Pasaman, dan Syabas Energy tengah menjajaki potensi lainnya di Sumbar.
Sementara itu, nilai investasi yang masuk ke Sumbar tahun lalu sebesar Rp1,55 triliun melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) sebesar US$ 57,13 juta.