Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyesuaian Tarif Angkutan Umum Normal Pekan Depan

Organda memastikan penyesuaian tarif angkutan umum atas turunnya harga bahan bakar akan mulai terasa oleh publik pada minggu depan.

Bisnis.com, JAKARTA--Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor Di Jalan (Organda) memastikan penyesuaian tarif angkutan umum atas turunnya harga bahan bakar akan mulai terasa oleh publik pada minggu depan.

Sekjen Organda Ateng Ariyono mengungkapkan angkutan darat milik pemerintah akan mulai menurunkan tarifnya mulai besok, Jumat (8/4).

"Taksi belum, karena kemarin metrologi belum mengizinkan. harus diubah argonya oleh metrologi, kemudian ditera. ini kan perlu waktu," ujarnya, Kamis (7/4).

Paling lambat, dia memperkirakan pengusaha angkutan darat swasta bisa melakukan perubahan paling lambat Senin (11/4).

Sekarang, dia mengungkapkan pengusaha angkutan darat ini tengah melihat dengan adanya penurunan tarif diharapkan ada permintaan atau demand yang lebih.

Menurutnya, beberapa pemerintah daerah sudah memerintahkan agar ada penurunan tarif angkutan di wilayah-wilayahnya.

Bahkan, dia mengatakan DKI baru kemarin turunkan SK Penurunan Tarif angkutan umum di Jakarta.

"Seperti taksi, metrolopgi sebelumnya belum mengizinkan untuk adanya penurunan tarif. karena belum ada SK penentuannya," ujarnya

Untuk bus kecil dan sedang serta angkutan perkotaan, dia memperkirakan penurunannya mencapai Rp500. Sementara itu, tarif taksi penurunannya berkisar Rp1.000.

"Sekarang tunggu aspek teknisnya, daripada ada kendala dilapangan gara-gara kembalian nanti akan menyusahkan."

Sekjen Kementerian Perhubungan Sugihardjo menegaskan kalau tarif yang sudah ditetapkan pemerintah tidak turun, maka masyarakat harus segera laporkan.

"Itu nanti akan kita tindak. Tindakannya, mulai dari peringatan sampai pembekuan izin dan lain sebagainya. Tolong dilaporkan," tegasnya, Kamis (7/4).

Disamping itu, dia mengimbau kepada Organda dan pelaku usaha angkutan agar jangan kenaikan harga bahan bakar motor (BBM) melakukan demo minta tarifnya naik, sementara giliran turun susah.

Dia berharap tindakan pengusaha harus adil karena yang diutamakan ini pelanggan atau masyarakat.

Dia mengaku heran mengapa permasalahan pengusaha soal tarif.

"Padahal, kalau saya jadi pengusaha yang saya permasalahkan adalah pendapatan karena korelasi kepada keuntungan perusahaan itu pendapatan," ujarnya.

Dia mengatakan apa artinya pengusaha memberikan tarifnya mahal, tapi yang naiknya sedikit.

Sementara itu, dia menilai pengusaha yang menarik tarif murah tentu penumpangnya justru lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper