Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) guna mendorong pertumbuhan sektor usaha kecil di daerah itu.
Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar Zirma Yusri mengatakan realisasi penyaluran KUR tahun ini jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Namun, jumlah tersebut baru menyerap sebagian kecil pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat.
“Sudah lebih tinggi dari tahun lalu. Tetapi dorong perbankan untuk meningkatkan KUR, karena persoala utama pelaku usaha memang di permodalan,” ujarnya, Selasa (5/4/2016).
Dia menyebutkan per Februari 2016, realisasi KUR di daerah itu sudah mencapai Rp1,25 triliun dari tiga bank yang menyalurkan KUR.
Rinciannya adalah BRI menyalurkan Rp1,055 triliun dengan debitur yang sudah terlayani sebanyak 52.543 debitur, BNI menyalurkan Rp102 miliar untuk 480 debitur, dan Bank Mandiri menyalurkan Rp98 miliar untuk 2.225 debitur.
Menurutnya, program KUR sangat membantu pengembangan UMKM setempat, mengingat sulitnya pelaku usaha mendapatkan modal. Apalagi, sektor UMKM menyumbang hingga 60% terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) daerah itu.
Zirma menuturkan struktur usaha di daerah itu didominasi sektor mikro yang mencapai 84%, usaha kecil 14%, usaha menengah 0,8%, dan usaha skala besar lebih sedikit lagi.
“Mayoritas usaha mikro dan kecil, usaha besar bisa dibilang tidak banyak. Nah, UMKM yang mikro ini belum banyak tersentuh permodalan bank. Kami minta BPD tetap menyalurkan KUR,” katanya.
Dia mengajak perbankan dan otoritas keuangan untuk meningkatkan penyalurakan kredit ke sektor usaha kecil dengan bunga yang lebih rendah, sehingga membuka peluang usaha rumah tangga berkembang lebih luas.
Menurutnya, jika sokongan modal kepada UMKM terpenuhi, maka potensi usaha kecil di daerah itu untuk berkembang kian terbuka lebar, termasuk memenangi persaingan di pasar bebas Asean.
Sementara itu, Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari Hendri mengatakan perseroan masih berusaha menyalurkan KUR di daerah itu, agar pelaku usaha memiliki akses permodalan dari perbankan.
“Sampai sekarang kami masih menunggu kebijakan pemerintah soal BPD penyalur KUR. Semoga saja tahun ini disetujui,” katanya.
Dia meyakini peluang BPD, khususnya Bank Nagari untuk menyalurkan KUR masih terbuka lebar, mengingat kebijakan pemerintah meningkatkan penyaluran kredit wong cilik itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Apalagi, subsidi bunga oleh pemerintah melalui program KUR dari 22% menjadi 9% sangat membantu pelaku usaha.
Adapun, sepanjang tahun lalu Bank Nagari mencatatkan pertumbuhan kinerja 9%, dengan pertumbuhan aset 8,2% atau menjadi Rp19,54 triliun dari tahun sebelumnya Rp18 triliun.
Sedangkan kredit tumbuh 7,4% menjadi Rp14,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,5 triliun.
Untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,5% menjadi Rp14,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp13,7 triliun. Laba bank tumbuh 10,19% dari Rp295 miliar menjadi Rp325 miliar.