Bisnis.com, DENPASAR - PT Riset Perkebunan Nusantara menggandeng Universitas Udayana untuk mengembangkan riset bidang pertanian dan transformasi subak abian ke wilayah lain di Indonesia.
Dirut Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Teguh Wahyudi mengatakan dari kerjasama ini diharapkan dapat saling bertukar kelebihan atau transfer ilmu.
"Terutama teknologi berkaitan dengan perkebunan sawit, teh, tebu termasuk pisang walaupun bukan core bisnis kami, tetapi sudah kuasai kultur jaringan. Kebetulan kami punya banyak binaan di Kintamani," jelasnya di Ungasan, Bali, Kamis (31/3/2016).
Rektor Universitas Udayana (Unud) Ketut Suastika menjelaskan konsep subak abian cocok diterapkan di perkebunan kelapa sawit, karena sama-sama memanfaatkan lahan kering. Menurutnya, model subak abian dapat memberikan transformasi mengenai organisasi, pemanfaatan lahan, dan SDM.
Ditambahkan Dekan Fakultas Pertanian Unud I Nyoman Rai, salah satu hasil riset RPN yang akan coba diterapkan adalah kultur jaringan benih pisang hijau. Di Bali, pisang merupakan produk holtikultura yang permintaan besar untuk pariwisata dan ritual budaya.
Selama ini, komoditas pisang selalu ada untuk kebutuhan seperti banten. Namun, kebutuhan di Bali lebih banyak didatangkan dari luar daerah. Sayangnya lagi, belum ada hasil produk komersial di Bali yang sudah mengembangkan komoditas pisang akibat susahnya bibit berkualitas.
"Survei kami, pisang dari luar daerah yang masuk ke pasar di Denpasar itu sehari 8-10 ton. Makanya teknik kultur jaringan itu bibitnya akan coba dipasarkan ke masyarakat," tegasnya.