Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Kereta Api Indonesia, PT Kereta Api Logistik alias Kalog meningkatkan tingkat keterisian kereta (okupansi) angkutan semen PT Semen Baturaja Tbk., hingga 185,7%
Direktur Operasi dan Pemasaran Kalog Sugeng Priyono menuturkan, okupansi angkutan semen Baturaja perusahaan per 22 Maret 2016 menjadi 800 ton dari 280 ton. Kemudian, angkutan semen tersebut juga akan diangkat setiap hari dari yang sebelumnya dua hari sekali. “Dibagi menjadi dua perjalanan masing-masing 10 GD yang diikutkan dengan KA Klinker rangkaian 20 GD,” kata Sugeng, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Meningkatnya okupansi angkutan semen Baturaja tersebut, tambahnya, sejalan dengan tumbuhnya permintaan produksi semen karena perkembangan industri properti dan pembangunan infrastruktur secara nasional.
Kemudian, melalui peningkatan tersebut juga, membuktikan bahwa angkutan barang berbasis KA telah menjadi alternatif bagi para pelaku usaha. Menurutnya, angkutan barang dengan menggunakan kereta api memberikan keunggulan, khususnya pada efisiensi daya angkut dan waktu pengiriman.
Peningkatan okupansi menjadi 800 ton per hari tersebut, dia menuturkan, akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan lini bisnis angkutan komoditas industri PT Kalog.
Sugeng mengungkapkan, sepanjang tahun lalu, Kalog telah melayani angkutan semen lebih dari 1,6 juta ton. Kemudian, dia mengatakan, angkutan semen juga berkontribusi hampir 50% dari total pendapatan perusahaan pada 2015.
Kerjasama antara Kalog dan perusahaan pemilik kode saham SMBR tersebut, dia menuturkan, tertuang dalam perjanjian kerjasama tentang angkutan semen pada Agustus tahun lalu. Selain semen Baturaja, saat ini Kalog juga melayani dua produsen semen lainnya di Indonesia.
Wilayah operasi semen Baturaja berada di daerah Sumatera Selatan. Sementara 2 produsen semen lainnya berada di Pulau Jawa. “Ke depan, Kalog berkomitmen dapat secara konsisten mendorong kelancaran sistem logistik nasional,” kata Sugeng.
Untuk itu, dia menambahkan, salah satunya melalui pengalihan moda angkutan dari truk ke kereta api. Selain dapat mendorong kelancaran sistem logistik nasional, perpindahan angkutan barang menggunakan KA juga dapat mengurangi beban jalan raya.
Dalam laporan tahunan perusahaan SMBR pada 2015 yang diliat Bisnis disebutkan, pangsa pasar utama perusahaan yang berada di Sumatera mengalami pertumbuhan sekitar 4,6%. Peningkatan itu, menurut SMBR, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan semen di seluruh Indonesia yang mencapai 1,8%.
Tingginya pangsa pasar perusahaan di Sumatera seiring dengan percepatan proyek konstruksi di daerah Sumatera Selatan seperti pembangunan infrastruktur penunjang penyambut Asian Games 2018, yang di dalamnya termasuk proyek kereta ringan (light rail transit/LRT), jalan tol, hingga jembatan Musi IV dan VI.
Dari total pendapatan hingga Rp1,46 triliun pada akhir 2015, pendapatan dari Sumatera Selatan Rp1,098 triliun atau naik dari Rp830,39 miliar pada tahun sebelumnya. Berbeda, pendapatan SMBR dari Lampung mengalami penurunan menjadi Rp337,49 miliar dari Rp365,46 miliar pada 2014.
Meskipun begitu, secara keseluruhan pendapatan dari pasar basis perusahaan mengalami kenaikan dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,43 trilun. Adapun pendapatan dari pasar nonbasis perusahaan, Jambi dan Bengkulu, secara total mengalami peningkatan sebesar Rp25,13 miliar dari Rp19,05 miliar.