Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rantai Pasok Bawang & Cabai Bakal Ditekan

Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan mencari cara untuk meminimalkan rantai pasok komoditas hortikultura infloator utama inflasi yaitu cabai dan bawang merah. Selama ini, kendati produksi mencukupi, harga komoditas itu di pasar sangat fluktuatif.
Suasana di salah satu pasar tradisional di Jakarta/Antara
Suasana di salah satu pasar tradisional di Jakarta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan mencari cara meminimalkan rantai pasok komoditas hortikultura pemicu utama inflasi yaitu cabai dan bawang merah. Selama ini, kendati produksi mencukupi, harga komoditas itu sangat fluktuatif.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan terkait rantai pasok bawang merah, cabai merah, cabai keriting, dan cabai rawit yang terlalu panjang.

“Kami sedang merumuskan bagaimana caranya agar harganya terkendali di ritel, karena kami sudah buktikan produksinya ada. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Saya sedang menjalin kerja sama dengan pedagang,” ujarnya di Jakarta pada Rabu (16/3/2016).

Spudnik sedang membangun jaringan kerja sama dengan pedagang yang berkomitmen menjaga harga agar stabil. Nantinya pedagang itu akan melakukan MoU baik dengan petani maupun dengan pemerintah.

“Pedagang itu nantinya menyerap produksi cabai dan bawang dari petani langsung dan membawanya ke pasar, sehingga ada beberapa pintu rantai yang tidak perlu bisa dipotong. Saya ingin pemerintah berperan 20%-30% dalam kendali distribusi di lapangan,” jelas Spudnik.

Saat ini pengembangan skema ini masih dalam skala kecil, namun Kementan berencana memperbanyaknya. Spudnik menyebut Kementan juga akan menggenjot jumlah Toko Tani Indonesia (TTI) yang tahun ini ditargetkan 1.000 titik.

Dengan adanya TTI, pedagang pun diharapkan dapat mengambil langsung ke petani. Saat ini rantai pasok yang panjang melibatkan pengumpul pertama, pengumpul besar, pedagang perantara, pedagang besar, bahkan hingga ke tingkat gerobak yang dijual di perumahan.

Spudnik mengaku pemerintah juga mempertimbangkan konsep menetapkan harga jual tertinggi (ceiling price) untuk cabai dan bawang merah. Pertimbangan lainnya yaitu melibatkan BUMN untuk menyerap produksi petani dan langsung menjualnya ke pasar.

“Tapi seperti gabah, penetapan ceiling price juga belum tentu terimplementasikan dengan benar. Intinya Kementan dan Kemendag sudah satu paham soal rantai pasok yang panjang, karena faktanya produksi di lapangan amat mencukupi,” jelas Spudnik.

Dia mengakui tidak mudah untuk mengurus rantai pasok mengingat setiap pintu tersebut sulit untuk dikontrol.

Data yang dihimpun Ditjen Hortikultura Kementan menunjukkan harga cabai merah di pasar pada awal tahun ini Rp55.000-Rp72.000, sedangkan harga di tingkat petani Rp21.467. Harga bawang merah di tingkat petani pun Rp8.000-Rp10.000, namun di tingkat konsumen menyentuh Rp45.000 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper