Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Siapkan Skema Pembiayaan Murah Untuk Petani Plasma

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) tengah menyiapkan skema pembiayaan inovatif atau innovative financial untuk membantu petani plasma melakukan peremajaan tanaman sawit. Bantuan pembiayaan ditargetkan dapat membuat produksi petani plasma meningkat.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, NUSA DUA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) tengah menyiapkan skema pembiayaan inovatif atau innovative financial untuk membantu petani plasma melakukan peremajaan tanaman sawit. Bantuan pembiayaan ditargetkan dapat membuat produksi petani plasma meningkat.

Wakil Ketua Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O Widjaja mengatakan skema pembiayaan ialah petani plasma mendapatkan pembiayaan dari perbankan sebesar Rp500.000 per hektare per bulan selama empat tahun. Perusahaan sawit akan bertindak sebagai penjamin kepada perbankan.

“Dana dari perbankan, jaminan dari inti yang akan membeli dan mengelolah dengan yield tinggi dan harga yang wajar. Uang pinjaman sebagai uang tunggu selama empat tahun replanting,” ujarnya di sela-sela International Conference on Oil Palm and Enviroment (ICOPE) di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/3/2016).

Franky menuturkan saat ini terdapat sekitar 4,5 juta ha lahan plasma.

Dari jumlah itu, sekitar 2 juta ha yang merupakan milik petani mandiri sehingga dapat digunakan skema pembiayaan yang dijamin perusahaan.

Dia merinci setelah replanting, 1 ha dapat menghasilkan 3 ton sehingga menjadi 6 juta ton berkat lahan plasma yang sebesar 2 juta ha.

Produksi 6 juta ton itu dihargai 600 dolar sehingga menghasilkan uang setara US$3,6 miliar.

“Ini akan buat produktivitas naik. Investasi sekitar US$12 miliar sampai US$15 miliar dalam 4-5 tahun. Setelah itu, uang milik petani semuanya sekitar US$3,6 miliar, ini kegunaaan untuk petani sangat banyak,” jelasnya.

Franky menuturkan bunga pembiayaan diharapkan lebih rendah atau setara bunga kredit usaha rakyat (KUR). Kadin jelasnya, telah berdiskusi dengan OJK, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan guna membahas skema pembiayaan untuk petani plasma.

Dia menjelaskan untuk melakukan replanting 2 juta ha dibutuhkan waktu paling lambat 10 tahun. Jika cepat diadopsi oleh masyarakat, dia memprediksi hanya membutuhkan waktu sekitar 6 tahun saja.

“Ini sedikit sekali risiko, tergangung petani untuk adaptasi. Tahun ini beberapa ratus ribu hektare dulu. Kalau hasilnya bagus maka yang lain akan ikut,” tambahnya.

Mengutip statistik perbankan OJK, kredit perbankan nasional untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan pada akhir tahun lalu tercatat senilai Rp254,95 triliun.

Jumlah itu naik sebesar 20,04% dibandingkan dengan tahun 2014.

Dari sisi risiko, non performing loan (NPL) sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan masih cukup terkendali.

Pada akhir tahun lalu NPL sektor pertanian tercatat sebesar 1,9% atau naik tipis dari tahun 2014 yang berada pada level 1,7%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper