Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Qatar Airways Fokus Denpasar-Jakarta

Maskapai Qatar Airways belum berencana menambah frekuensi terbang dan rute baru di Indonesia pada tahun ini, dan lebih memilih fokus di rute yang sudah ada.
Qatar Airways/bgr.com
Qatar Airways/bgr.com

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai Qatar Airways belum berencana menambah frekuensi terbang dan rute baru di Indonesia pada tahun ini, dan lebih memilih fokus di rute yang sudah ada.

 Country Manager Qatar Airways Indonesia Ramdas Shivram mengatakan, Qatar Airways lebih memilih fokus meningkatkan tingkat keterisian kursi pesawat atau load factor di Jakarta dan Bali.

 “Ekspansi sudah dilakukan tahun lalu, dengan membuka penerbangan nonsetop Doha-Jakarta [PP] sebanyak tiga kali sehari, dan Doha-Denpasar [PP] dua kali sehari. Tahun ini, kita akan tetap fokus di sana,” tuturnya di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Ramdas mengungkapkan, peningkatan frekuensi Jakarta-Doha tersebut menawarkan koneksi yang lebih baik untuk rute populer di Eropa dan Amerika, baik untuk keperluan bisnis maupun wisata.

Qatar Airways juga menjadi salah satu pilihan tercepat bagi penumpang yang berbasis di Jakarta untuk sampai ke kota-kota penting di Eropa. Menurutnya, waktu transit di Hamad International Airport Doha hanya kurang dari satu jam.

 “Pasar Indonesia sangat penting bagi Qatar Airways. Secara bertahap, kami membangun kehadiran kami di Indonesia sejak 14 tahun terakhir. Kami akan terus memberikan kenyaman terbaik di kelasnya dan keramahan bagi para penumpang,” katanya.

 Sayangnya, Ramdas tidak mengungkapkan seberapa besar jumlah penumpang yang berhasil diangkut dari kedua rute tersebut sepanjang tahun lalu. Bahkan, dia juga tidak memberikan target yang ingin dicapai Qatar Airways pada tahun ini.

Dia meyakini kinerja Qatar Airways di Indonesia pada tahun ini akan jauh lebih baik ketimbang tahun lalu. Dia juga mengklaim belum menemukan kendala apapun dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia.

Lebih Baik

 Sementara itu, Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati memperkirakan jumlah penumpang internasional dari dan ke Indonesia pada tahun ini akan lebih baik ketimbang tahun lalu.

 “Tapi yah cuma naik tipis, karena ekonomi global juga masih kurang bagus. Penumpang internasional kita kan kebanyakan dari kalangan pebisnis, jadi kalau bisnis terganggu, terbang ke luar negeri juga dikurangi,” ujarnya.

 Meski begitu, Arista menilai Indonesia tidak lantas ditinggali maskapai asing. Indonesia masih memiliki magnet yang kuat, baik dari sisi pariwisata maupun bisnis. Menurutnya, maskapai asing akan lebih memilih menahan ekspansinya di Indonesia tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang angkutan udara keluar negeri sepanjang 2015 mencapai 13,7 juta orang, naik 0,27%. Adapun, jumlah penumpang keluar negeri terbesar melalui Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, yakni 6,3 juta orang.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Maskapai Asing di Indonesia atau Board of Airlines Representatif Indonesia (BAR Indo) Susie Charma menilai pasar Indonesia bagi maskapai asing masih cukup menarik seiring tumbuhnya perekonomian dalam negeri.

 Menurutnya, rute dari dan ke negara-negara Asia paling gencar dibuka oleh maskapai asing.  Salah satu maskapai asing yang baru saja membuka rute dari dan ke Indonesia antara lain Royal Jordanian Airlines.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper