Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengantisipasi persaingan ketat dengan produk mebel asal Vietnam di pasar global melalui kemudahan regulasi ekspor Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan volume ekspor produk mebel Vietnam jauh lebih besar dibanding Indonesia. Penyebabnya, pemerintah Vietnam memberi kemudahan aturan terhadap industri mebel.
Terlebih, mereka memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Eropa dan Amerika Serikat sehingga harga barang cenderung lebih mudah dan kompetitif dibanding produk mebel asal Indonesia.
"Contohnya Vietnam, karena mutunya kurang, aturannya lebih mudah. Mereka juga ada perjanjian perdagangan bebas sehingga lebih murah. Itu yang harus diantisipasi," kata Kall, Jumat (11/3/2016).
Pemerintah, lanjut Kalla, akan berupaya memperbaiki regulasi dasar untuk meningkatkan volume produksi dan distribusi mebel nasional sehingga bisa lebih bersaing dengan produk mebel negara lain.
Hal itu terutama terkait kemudahan ekspor di tengah momentum perdagangan bebas Asia.
"Semua sumber daya alam kita punya, hanya kurang di beberapa tempat yang harus diperbaiki," tuturnya.
Pada tahun 2015 ekspor mebel Indonesia tercatat US$ 1,9 miliar atau meningkat 1,3% dari 2014.
Peluang untuk meningkatkan pasar mebel dan kerajinan Indonesia di pasar dunia masih cukup besar, mengingat pasar mebel dunia saat ini mencapai sekitar US$ 141 miliar, sementara Indonesia baru berkontribusi sekitar US$ 2 miliar sedangkan Vietnam sekitar US$ 6,8 miliar.