Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat minat investasi dari investor asal Taiwan di sektor industri petrokimia, dengan produk amonia dan megamethanol senilai US$2,5 miliar (setara Rp34,75 triliun, kurs Rp13.900).
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan investor tersebut saat ini masih mencari lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku gas bumi yang dibutuhkan.
"Nilai investasi yang disampaikan cukup besar. Oleh karena itu, kami akan terus mengawal sampai tuntas realisasinya, termasuk masalah lokasi proyek dengan ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan," katanya, dalam siaran pernya yang diterima Kamis (10/3/2016).
Franky menjelaskan, rencananya akan dibangun dua pabrik masing-masing seluas 100 hektare yang akan dilakukan dalam dua tahap oleh investor tersebut.
Tahap pertama digunakan untuk memproduksi amonia sebesar 600 KMTA (kilo metric ton per annum) dan tahap kedua untuk memproduksi megamethanol 1.800 KMTA.
"Petrokimia ini termasuk salah satu industri yang strategis. Dari bahan amonia dan megamethanol saja dapat menghasilkan banyak produk turunan, seperti 'consumer textile', 'industrial textile', plastik rekayasa, resin, karet dan serat akrilik," katanya.
Lebih lanjut, Franky menyampaikan industri petrokimia tergolong industri strategis yang dapat meningkatkan pasokan kimia dasar yang dibutuhkan industri di Indonesia.
"Industri ini tergolong industri subsitusi impor yang memiliki nilai strategis dan menjadi prioritas BKPM sejak tahun lalu," ujarnya.
Menurut Franky, masuknya investasi dari Taiwan tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian realisasi investasi tahun 2016 sebesar Rp594,8 triliun, khususnya sumbangan dari penanaman modal asing yang dipatok sebesar Rp386 triliun atau 65 persen dari total realisasi investasi yang ditargetkan masuk.
Kepala Bidang investasi Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei Mohamad Faizal kepada ANTARA menyatakan kesiapannya untuk mengawal secara intensif dan memfasilitasi realisasi investasi dari investor Taiwan.
Menurut dia, industri petrokimia diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia dan turut merangsang tumbuhnya industri turunan.
Guna menindaklanjuti hal tersebut, saat ini BKPM dan KDEI tengah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memfasilitasi keperluan investor.
"Sesuai arahan Kepala BKPM, Kami sudah mengagendakan pertemuan antara perusahaan dengan SKK Migas untuk membicarakan langkah-langkah terkait realisasi pembangunan proyek. Kami akan membantu untuk mengatasi kendala terkait bahan baku yang dibutuhkan," katanya.
BKPM: Investor Taiwan Lirik Industri Petrokimia Indonesia
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat minat investasi dari investor asal Taiwan di sektor industri petrokimia, dengan produk amonia dan megamethanol senilai US$2,5 miliar (setara Rp34,75 triliun, kurs Rp13.900).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Martin Sihombing
Editor : Martin Sihombing
Konten Premium