Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Masyarakat Surabaya Melemah

Berakhirnya momen libur sekolah, natal dan tahun baru membuat Konsumsi Masyarakat Surabaya Melemah
Surabaya North Quay/bumn.go.id
Surabaya North Quay/bumn.go.id

Bisnis.com, SURABAYA—Berakhirnya momen libur sekolah, Natal dan tahun baru membuat konsumsi masyarakat Surabaya pada awal 2016 tepatnya Januari melambat.

Pelemahan konsumsi itu didapati dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Januari 2016 di Kota Surabaya. Secara bulanan tercatat ada perlambatan indeks riil penjualan eceran (IRPE) sebesar -1,77%.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Syarifuddin Basara mengatakan walaupun melambat, penjualan pada Januari tertopang tingginya penjualan kelompok barang peralatan dan komunikasi.

"Selain itu juga ada dampak positif arus balik liburan akhir tahun pada kelompok bahan bakar," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.

Sementara untuk penjualan eceran pada penghujung Februari 2016 diproyeksikan BI tumbuh terbatas. Penopangnya adalah ekspektasi pertumbuhan konsumsi tahun ini yang lebih baik serta menggeliatnya daya beli masyarakat pasca kenaikan UMK.

"Itu berimplikasi positif terhadap kenaikan penjualan," ujar Syarifuddin. Ekspektasi penjualan riil tercatat 0,22% secara bulanan.

Adapun kelompok barang yang diperkirakan meningkat penjualannya ialah makanan, minuman, dan tembakau 0,78% (mtm); perlengkapan rumah tangga 2,41%; serta barang budaya dan rekreasi 3,89%; barang lain 0,92%.

Penjualan eceran yang diperkirakan tumbuh terbatas pada Februari dikonfirmasi hasil survei konsumen. Survei ini menemukan perlambatan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan kedua menjadi 115,3 poin dari 118,1 poin pada Januari.

"IKK turun terdrong pelemahan ekspektasi masyarakat terhadap ekonomi ke depan. Utamanya kekhawatiran resiko inflasi dan resiko penurunan omzet usaha," ujar Syarifuddin.

Sementara itu untuk tekanan harga pada April 2016 diperkirakan akan mereda. Hal ini tampak dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang sebesar 151,4%. Angka ini lebih rendah 14,3 poin dibandingkan bulan sebelumnya lantaran pergerakan rupiah yang terjaga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper