Bisnis.com, JAKARTA - Sinyal perlambatan ekonomi China semakin kuat setelah kinerja ekspor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut anjlok pada Februari.
Biro Statistik China menyatakan ekspor China jatuh 25,4% year on year pada Februari. Nilai ekspor China semakin anjlok setelah merosot 11,2% pada Januari dan kini telah merosot 12 bulan beruntun.
Kinerja impor ekonomi terbesar kedua dunia tersebut juga tersurvei turun 13,8% pada Februari, menipis dari penurunan 18,8% pada Januari. Adapun surplus neraca perdagangan China turun dari US$63,29 miliar pada Januari menjadi US$32,59 miliar pada Februari.
Nilai ekspor yang jatuh pada Februari memperkuat sinyal perlambatan ekonomi di China beberapa hari setelah pemerintah China menetapkan target pertumbuhan 6,5%—7% dalam 5 tahun ke depan.
"Ekspor terhantam lagi pada Februari, menunjukkan perlambatan permintaan global. Harapan rebound global pasti terkikis setelah data seperti ini," kata Frederic Neumann dari HSBC Holdings di Hong Kong kepada Bloomberg.
Indeks bursa di Asia merosot semakin tajam setelah rilis data neraca perdagangan China. Nikkei 225 telah tertekan 1,63%, Hang Seng turun 1,1%, sedangkan indeks Shanghai jatuh 2,53%.