Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia Airlines diprediksi kian sulit bersaing dalam merebut pasar penerbangan regional, setelah dua kecelakaan yang terjadi pada dua tahun yang lalu secara berturut-turut.
Dikutip dari Reuters, Senin (7/3/2016), Malaysia Airlines terus mencatatkan kerugian sejak dua kecelakaan itu terjadi.
Dalam menyelamatkan maskapai tersebut, manajemen melakukan pemangkasan, baik staf, jumlah pesawat hingga rute penerbangan jarak jauh.
Pendiri konsultan Endau Analytics yang berbasis di Malaysia Shukor Yusof menilai, Malaysia Airlines akan kesulitan bersaing dengan pesaingnya seperti Singapore Airlines, Garuda Indonesia dan Air Asia.
“Terlepas dari mengurangi jumlah pekerja, ukuran armada dan negosiasi ulang kontrak vendor, sepertinya tidak ada seorang pun yang mampu memperkirakan akan menjadi seperti apa Malaysia Airlines pada 10 tahun berikutnya,” katanya.
Selama ini, Malaysia Airlines masih berjuang menghadapi basis biaya tinggi dan low yield, bahkan sebelum 2014. Namun, sejak dua kecelakaan terjadi, kondisi keuangan yang dialami Malaysia Airlines menjadi kian parah.