Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU dan Pera) berencana membangun anjungan cerdas masing-masing di Kabupaten Jembrana Bali dan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur dengan nilai anjungan mencapai Rp70 miliar guna mendukung kegiatan pariwisata di daerah tersebut.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak mengungkapkan konsep anjungan cerdas ini mengadopsi tempat peristirahatan (roadsite station) Michinoeki Jepang. Rencananya, konstruksi proyek tahun jamak yang berlangsung selama tiga tahun ini akan sepenuhnya menggunakan APBN dengan alokasi sekitar Rp10 miliar per tahun untuk setiap anjungan.
"Pertumbuhan itu ada di pusat kota, dan dihubungkan dengan jalan nasional. DI situ yang kita prioritaskan ada anjungan cerdas, untuk membuat satu destinasi wisata, mempertemukan turis dengan local product," ujarnya usai menjadi pembicara di seminar bertajuk Seminar on Regional Development: Road Site Station, Senin (29/2/2016).
Dia menambahkan anjungan dengan luas sekitar 3 hingga 5 hektare tersebut dapat juga menjadi tempat peristirahatan bagi masyarakat yang berkendara. Selain fasilitas umum, berbagai produk lokal dan destinasi wisata yang berada di sekitarnya pun akan dipajang.
Hermanto berharap pembangunan anjungan ini dapat mendongkrak jumlah wisatawan di Kabupaten Jembrana. Pasalnya, dari sekitar 3.000 turis yang mengunjungi Bali, jarang ada turis yang singgah ke Jembrana karena sulitnya akses. Adapun di Trenggalek, anjungan cerdas ini akan rencananya akan menujang pariwisata di Waduk Tugu yang tengah dibangun.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Arie Setiadie Moerwanto mengungkapkan anjungan cerdas tersebut merupakan proyek percontohan satu dari enam sektor yang bekerja sama dengan Jepang. Keenam sektor tersebut antara lain teknologi pengumpulan data kemacetan, jalan ramah lingkungan, keamanan jalan, tempat peristirahatan, struktur terowongan dan bawah tanah, serta teknologi pengolahan aspal.
"Ini baru proyek percontohan saja. Jimbrana dan Trenggalek dipilih karena kita membutuhkan komitmen pemda untuk pemeliharaan, dan baru pemda kedua kabupaten tersebut yang bersedia," ujarnya.
Tetsuo Shimizu, dosen dari Tokyo Metropolitan University, mengungkapkan konsep Michino-Eki Roadsite Station memadukan antara tempat peristirahatan (rest area) dengan tempat peristirahatan. Bedanya, meski tempat peristirahatan ini terletak di jalan tol, tetapi pengunjung yang berasal dari jalan nasional tetap dapat mengaksesnya dan melanjutkan perjalanan melalui tol.
"Produk yang dijual di Michinoeki biasanya produk pertanian, tanaman, serta industri rumahan. Di sana juga ada informasi mengenai potensi pariwisata lokal, dan peristiwa budaya," ujarnya.
Pria yang telah bergelar profesor itu merekomendasikan beberapa hal untuk Indonesia jika ingin mengembangkan sektor pariwisata. Beberapa di antaranya adalah serius menggarap turis domestik, tak melulu turis internasional, lalu memperbaiki akses transportasi menuju destinasi wisata, juga mempromosikan pariwisata bagi para pengendara kendaraan pribadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan roadsite station atau anjungan cerdas, dengan pemandangan dan fasilitas yang menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
