Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Asumsi Bergerak ke Level Tengah Target Pertumbuhan Ekonomi

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya berada pada batas bawah di kisaran 5,2%-5,6%, kini sudah berada pada level tengah angka tersebut.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Reuters-Supri
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Reuters-Supri

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia pada awal tahun ini secara berturut-turut memangkas BI Rate yang sekarang berada pada level 7% yang diikuti penurunan Giro Wajib Minimum Primer juga sebesar 1% menjadi 6,5%.           

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya berada pada batas bawah di kisaran 5,2%-5,6%, kini sudah berada pada level tengah angka tersebut.

Optimisme ini sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang mulai terjadi sejak triwulan III tahun lalu. Efektivitas kombinasi kebijakan itu ditargetkan bakal mulai terasa dalam satu sampai tiga bulan ke depan.

Dia juga meyakini faktor pemerintah merealisasikan anggaran dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga swasta dapat bergerak. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung dua hari itu masih melihat permintaan domestik dari sektor swasta yang belum mengalami pemulihan.

“Kita terus melihat peran pemerintah jadi pendorong. Kita perkirakan konsumsi rumah tangga lebih baik, invetasi pemerintah dan swasta akan membaik. Tapi, ekspor dan impor masih ada kontraksi,” katanya, di Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Sementara itu, faktor yang perlu diwaspadai adalah ekonomi global yang juga belum menunjukkan perbaikan kondisi malah ada kecenderungan melemah. BI memperkirakan harga minyak berada dalam kisaran US$27 per barel diikuti penurunan pada harga komoditas.

BI juga mengoreksi indeks harga komoditas yang diekspor dari yang sebelumnya menurun 9% menjadi 10% akibat pelemahan situasi global. Agus mengatakan kondisi tersebut perlu direspons oleh pemerintah dengan penyesuaian APBN.

“Ekonomi dunia masih akan melemah dan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi China yang merupakan mitra perdagangan kita. Sebesar 6,9% tahun lalu, tahun ini diperkirakan 6,3%. Kalau turun 1% bisa berdampak ke ekonomi indonesia 0,3%,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper