Bisnis.com, PADANG - PT Semen Padang mencatat penjualan selama Januari 2016 tumbuh 11,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, menyusul dorongan pemerintah memacu realisasi pembangunan infrastruktur.
Direktur Utama Semen Padang Benny Wendry mengatakan penjualan meningkat signifikan pada awal tahun sebesar 11,16% atau menjadi 585.504 ton dari tahun sebelumnya sebesar 526.742 ton.
“Awal tahun ini cukup meningkat. Kami optimistis kinerja 2016 akan jauh lebih baik dari tahun lalu,” ungkapnya kepada Bisnis.com pada Kamis (18/2/2016).
Dia menjelaskan peningkatan kinerja penjualan pada awal tahun didorong tingginya konsumsi semen di Sumatra yang menjadi basis penjualan Semen Padang.
Apalagi, sejumlah pembangunan proyek infrastruktur mulai menggeliat di daerah itu, mulai dari jalan, jembatan, jaringan irigasi dan pembangunan lainnya. Komsumsi semen juga ditopang sektor swasta yang ditandai menggeliatnya pembangunan perumahan dan perkantoran.
Adapun, anak usaha Semen Indonesia Grup itu menargetkan volume penjualan Januari sebesar 584.800 ton dan mampu mencapai realisasi 100,12%, sedangkan produksi ditarget 609.700 ton dengan realisasi mencapai 103,85%.
Target penjualan juga terpenuhi 106,64% sepanjang bulan pertama tahun ini. Angka ekspor juga menunjukkan kinerja menjanjikan sebesar 25.751 ton atau terealisasi 128,76% dari target.
Benny mengungkapkan untuk tahun ini perseroan memprioritaskan pasar dalam negeri, terutama di wilayah Sumatra dengan mengejar market share 45%. Banyaknya proyek pembangunan infrastruktur di daerah itu menjadi bidikan utama perseroan.
Meskipun memfokuskan pasar domestik, dia menyatakan ekspor tetap dijaga dengan alokasi 4% - 5% dari total produksi dengan tujuan utama pasar tradisional di Asia selatan. Semen Padang juga membidik pasar-pasar baru di Timur Tengah dan Afrika.
Sepanjang tahun lalu, total produksi Semen Padang 6,88 juta ton atau tumbuh 3,26% dari tahun sebelumnya yang 6,67 juta ton. Sementara penjualan tumbuh tipis 0,69% dari 7,20 juta ton menjadi 7,25 juta ton.
Dia mengutarakan minimnya pencapaian kinerja tersebut disebabkan tekanan ekonomi global dan rendahnya serapan anggaran pemerintah untuk infrastruktur.
“Memang agak rendah, karena tekanan ekonomi di sepanjang tahun. Belanja pemerintah baru meningkat di semester kedua. Harapan kami tahun ini realisasi anggaran lebih cepat, sehingga pembangunan jalan,” kata Benny.
Dia mengungkapkan untuk 2016, perseroan menargetkan produksi 7,13 juta ton dengan target penjualan 7,65 juta ton. Sedangkan market share secara nasional ditargetkan 10,25%.
Perseroan, tambahnya, juga tengah menyelesaikan pabrik Indarung VI berkapasitas 3 juta ton yang progresnya sudah 81,35%. Pabrik baru itu ditarget beroperasi di kuartal keempat tahun ini, sehingga kapasitas produksi mencapai 10,5 juta ton.