Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi investasi di sektor industri makanan dan minuman (mamin) diharapkan dapat mencapai kisaran Rp50 triliun – Rp60 triliun pada tahun ini.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan bahwa adanya kepastian pengupahan serta rampungnya beleid mengenai sumber daya air akan bisa memantik realisasi investasi yang lebih tinggi pada tahun ini, ketimbang tahun lalu yang hanya berkisar Rp40-an triliun.
“Data dari BKPM [Badan Koordinasi Penanaman Modal] menunjukkan minat investasi di mamin banyak. Hingga Rp180 triliun [pada tahun lalu], tapi realisasi hanya Rp40 triliun. Itu salah satunya disebabkan regulasi juga,” katanya, Selasa (16/2/2016).
Meski demikian, dia mengatakan bahwa pemerintah daerah juga perlu menyederhanakan pengurusan untuk melakukan kegiatan usaha, sebagaimana yang ditetapkan di tataran pemerintah pusat.
“Izin domisili, pembuatan akta perusahaan, izin lokasi, itu semua terkait di daerah. Mudah-mudahan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat bisa sinkron. Karena tekad pemerintah pusat untuk mempermudah semuanya kan sudah dilakukan, tapi perlu disinkronkan juga [dengan daerah],” paparnya.
Lebih lanjut, dia memperkirakan pertumbuhan industri mamin pada tahun ini akan berkisar 7%-8%. Kendati melanjutkan target tahun sebelumnya, Adhi menilai bahwa pertumbuhan tahun ini akan lebih berkualitas karena ditopang oleh peningkatan volume.
“Kalau tahun lalu pertumbuhan karena kenaikan harga. Tahun ini, hampir semua pelaku industri mamin tidak menaikkan harga. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat karena upah naik, diharapkan volume juga meningkat,” katanya.