Bisnis.com, JAKARTA – PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk., pengelola bisnis rumah sakit Mayapada Group berencana melanjutkan ekspansinya pada tahun ini dengan membangun dua rumah sakit baru di Cakung, Jakarta Timur dan di Surabaya, Jawa Timur.
Deputy Chairman Mayapada Group sekaligus Presiden Komisaris Sejahteraraya Anugrahjaya Jonathan Tahir mengatakan investasi yang disiapkan untuk kedua proyek tersebut masing-masing di kisaran Rp400 miliar.
“Selain membangun dua rumah sakit baru, kami pun akan mengembangkan new wing pada dua rumah sakit yang pertama karena masih ada space di dekatnya,” katanya saat melakukan kunjungan ke kantor redaksi Harian Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Rencananya, perseroan bakal melanjutkan proses penawaran umum terbatas atau right issue yang sempat tertunda pada tahun lalu. Jonathan menegaskan right issue perseroan dilakukan setidaknya pada semester I/2016.
Nilai yang dihimpun berkisar Rp1 triliun – Rp1,5 triliun. Jumlah itu tak jauh berbeda dengan rencana sebelumnya. Awalnya, perseroan dengan kode emiten SRAJ itu akan menerbitkan 5,35 miliar unit saham baru dengan target perolehan dana Rp1,07 triliun.
Saat ini, Mayapada Healthcare Group memiliki beberapa fasilitas kesehatan, yakni dua klinik serta dua rumah sakit. Rumah sakit pertama terletak di Tangerang. Adapun rumah sakit yang terbaru diresmikan berada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang dibangun dengan investasi Rp1 triliun.
Jonathan mengatakan, secara perlahan pihaknya akan membangun beberapa rumah sakit di sejumlah kota di Indonesia di waktu yang akan datang.
Menurutnya, banyak kelompok bisnis besar yang tertarik untuk melengkapi portofolio dengan masuk ke ranah bisnis healthcare. Apalagi saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat ke negara tetangga.
“Ada orang Singapura yang pernah ngomong sama saya, nilai bisnis [dari masyrakat Indonesia yang berobat ke luar negeri] mencapai Rp10 triliun – Rp15 triliun,” tuturnya.
Direktur Grup Komersial Mayapada Healthcare Group Arif Mualim menambahkan, visi misi yang ingin diwujudkan Mayapada Healthcare Group yakni menjadi pusat pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan inovatif.
Teknologi dan pelayanan yang ada juga lebih diarahkan untuk memberikan layanan kesehatan yang berkualitas, cepat, akurat dan efisien.
“Kami terpanggil untuk membantu pemerintah dan masyarakat untuk menyadarkan pentingnya kesehatan dengan melakukan deteksi dini. Jadi sebelum sakit mereka sudah bisa mengantisipasi,” katanya.
Bisnis di bidang kesehatan merupakan salah satu industri jasa yang akan terpengaruh dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean. Pertukaran tenaga kerja kesehatan menjadi kian terbuka dalam pasar tunggal Asean tersebut.
Arif Mualim menjelaskan MEA tidak perlu dipandang secara berlebihan. Menurutnya banyak rumah sakit Indonesia, termasuk dua rumah sakit di bawah Mayapada Healthcare Group, sudah siap bersaing dengan negara tetangga seperti Singapura.
Begitu pula dengan kualitas dan kemampuan dokter yang tersedia di Tanah Air sudah terbilang mumpuni.
“Sebagai bagian dari upaya memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, kami memiliki 11 center of excellence yang dilengkapi teknologi mutakhir serta dokter spesialis dari beragam bidang,” katanya.
Adapun, poin yang dianggapnya menjadi kelemahan daya saing tenaga kesehatan Indonesia secara umum adalah kemampuan perawat. Salah satu kendalanya terletak pada masalah bahasa. Akan tetapi, menurutnya hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
“Adanya MEA justru akan bagus karena standar kualitas justru akan meningkat,” ucapnya.