Bisnis.com, JAKARTA – Kelapa berpeluang menjadi komoditas andalan Indonesia lainnya mengikuti beberapa komoditas lainnya seperti kelapa sawit, kopi, karet, kakao dengan permintaan dunia yang masih terus mengalami pertumbuhan.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan pertumbuhan ekspor kelapa Indonesia memiliki tren yang sangat positif dan sangat besar. Komoditas tersebut menjadi salah satu produk yang terus menerus di promosikan di sejumlah negara tujuan ekspor, terutama di Eropa.
“Di Eropa, nama kita untuk produk kelapa ini sudah cukup bagus, kata Nus di Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Bahkan dalam pertemuan World Economic Forum, akhir Januari lalu, telah banyak permintaan untuk komoditas tersebut dari sejumlah perusahaan multinasional di sektor makanan dan minuman. Ketertarikan terhadap komoditas RI tersebut langsung diutarakan oleh para CEO dalam forum tersebut.
Ekspor kelapa dan sabut kelapa Indonesia pada 2014 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 77,24% dibandingkan tahun sebelumnya dari US$143,05 juta menjadi US$253,55 juta. Sedangkan pada Januari – November 2015 kinerja ekspor komoditas tersebut sedikit menurun menjadi US$,213,71 juta, turun 7,73% dari periode yang sama pada 2014 sebesar US$231,60 juta.
Permintaan dunia terhadap produk tersebut juga masih mengalami pertumbuhan, dengan tren selama 2010 – 2014 sebesar 13,80%. Sementara tren ekspor kelapa dan sabut kelapa Indonesia dalam periode yang sama tumbuh 16,86%.
Indonesia menjadi eksportir terbesar kedua di dunia untuk produk tersebut berada di bawah Filipina, dan berada di atas produsen lainnya yaitu Sri Lanka, Vietnam, dan India. Lima negara tersebut berkontribusi terhadap 71,02% ekspor kelapa di dunia.
Sedangkan lima besar negara dengan permintaan kelapa tertinggi di dunia a.l. Amerika Serikat, China, Belanda, Inggiris, dan Jerman. Sementara lima besar negara tujuan ekspor kelapa terbesar Indonesia berturut-turut a.l. China, Malaysia, Brazil, Singapura, dan Jerman.