Bisnis.com, PADANG - Kinerja penjualan PT Semen Padang sepanjang tahun lalu mengalami perlambatan, bahkan untuk pasar domestik justru turun 3,3%.
Direktur Utama Semen Padang Benny Wendry mengakui sepanjang 2015 penjualan semen mengalami kelesuan akibat tekanan ekonomi dan tidak optimalnya serapan belanja pemerintah di bidang infrastruktur.
“Tahun lalu melemah disebabkan tekanan ekonomi, tetapi prospek tahun ini jauh lebih bagus,” katanya, Senin (1/2/2016).
Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) sepanjang tahun lalu mencatatkan penjualan Semen Padang di pasar dalam negeri turun 3,3% dari 6,74 juta ton pada 2014 menjadi hanya 6,52 juta ton.
Namun, imbuhnya, secara keseluruhan penjualan anak usaha Semen Indonesia Grup itu masih tumbuh tipis 0,4% dari 6,86 juta ton menjadi 6,89 juta ton.
Rapor biru penjualan itu ditopang meningkatnya ekspor sebesar 201,4% atau menjadi 370.440 ton dari tahun sebelumnya yang hanya 122.903 ton.
Dia mengungkapkan penjualan semen yang sempat mengalami penurunan signifikan di paruh pertama, mengalami kenaikan di semester kedua. Per Desember 2015 misalnya, Semen Padang mampu meningkatkan penjualan 18,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, konsumsi semen di pasar Sumatra sepanjang tahun lalu juga menunjukkan peningkatan 4,5% dari 12,49 juta ton menjadi 13,05 juta ton. Angka itu jauh lebih baik dari konsumsi di Jawa yang anjlok 0,1% dan Kalimantan yang turun 10,7%.
Dia memperkirakan kebutuhan konsumsi semen dalam negeri tahun ini bakal meningkat sekitar 5% yang ditopang pembangunan infrastruktur, baik jalan, jembatan, dan irigasi. Selain itu juga serapan dari pembangunan perumahan dan perkantoran.
Adapun, Semen Padang memprioritaskan penyediaan semen untuk pasar dalam negeri, dengan market share 45% untuk pasar Sumatra sebagai basis penjualan utama, dan 12%-13% pasar semen nasional.