Bisnis.com, BALIKPAPAN - Sebanyak 80 hektare lahan di mana saat ini berdiri perumahan pegawai Pertamina lengkap dengan fasilitas umum seperti masjid, gereja, sekolah, dan stadion, bakal kena gusur proyek perluasan kilang.
"Semua akan dikoordinasikan, meskipun semua bangunan itu berdiri di atas lahan Pertamina sendiri," kata Humas PT Pertamina (Persero) Balikpapan Dian Hapsari, Minggu (31/1/2016).
Areal yang kena gusur itu terutama lingkungan Karang Anyar, di mana ada ratusan rumah karyawan, masjid di puncak bukit yang bernama Istiqlal, Stadion Parikesit yang populer sebagai Stadion Persiba, di belakang stadion ada Lapangan Pesora yang terdiri dari 2 lapangan basket, satu lapangan tenis, dua lapangan voli, dan lapangan sepakraga yang langsung bersambung dengan gedung sekolah SMA Patra Dharma yang memiliki ribuan siswa, serta Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Maranatha di tepi Jalan Yos Sudarso.
"Termasuk juga rumah dinas saya di dekat Stadion itu," seloroh Bagja Mahendra, Humas Marketing Operation Region (MOR) VI Pertamina Balikpapan.
Para karyawan akan mendapat rumah pengganti di berbagai tempat, di antaranya di kaki Gunung Dubbs, 2 km ke selatan Sebagian besar bangun mulai didirikan pasca Perang Dunia II. Stadion Parikesit sudah ada sejak Perang Pasifik berakhir. Yang paling muda, Gereja Maranatha, misalnya, diresmikan Desember 1969. Juga rumah-rumah yang menjadi cagar budaya karena arsitekturnya yang khas dari pertengahan abad ke-20 yang akrab dengan alam dan lingkungan.
Stadion Parikesit menjadi homebase, kandang Persiba Balikpapan, sejak 1950. Kejayaan dan masa-masa sulit dilewati Tim Selicin Minyak hingga Sang Beruang Madu di stadion berkapasitas 10.000 penonton itu.
"Pekan depan kami akan bertemu Manajemen Persiba," lanjut Hapsari. Untuk Rumah Cagar Budaya akan digelar rapat dengan Dinas Pariwisata Balikpapan.
Di sisi lain, agak memudahkan bahwa semua bangunan dan gedung tersebut dikelola oleh atau melibatkan karyawan Pertamina sendiri. Termasuk di dalam kepengurusan Persiba, yang antara lain diwakili Agusminsyah, pejabat di Pertamina Refinery Unit (RU) V.
"Mudah-mudahan nanti ada ganti lapangan basket lagi, yang lebih baik kalo bisa," kata Hesti, warga yang biasa bermain basket di Lapangan Pesora.
Pembangunan kilang baru Pertamina adalah perluasan dari kilang yang sudah ada. Penambahan fasilitas itu diharapkan bisa meningkatkan produksi BBM dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Dengan sistem modul, pembangunan unit baru tidak akan menganggu operasi unit-unit lama.
Presiden Jokowi menargetkan kilang dengan kapasitas 360.000 barel per hari itu sudah beroperasi pada 2019. Meski investor dari Jepang, JX Nippon Oil and Energi Corporation akhirnya mundur, Pertamina tetap pada rencana dengan kekuatan modal sendiri untuk membiayai proyek senilai Rp8 triliun atau US$5 miliar tersebut.
Dengan tambahan produksi 100.000 barel per hari maka akan signifikan mengurangi impor BBM Indonesia. "Apalagi rencananya kilang baru ini akan dibangun dengan teknologi terkini," kata Dian Hapsari.