Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja ekspor buah dan sayur Indonesia melambung hingga berada di atas kinerja ekspor dunia, kendati Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan untuk komoditas tersebut.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Ari Satria menyebutkan ekspor buah dan sayur RI pada periode Januari – Oktober 2015 mencapai peningkatan hingga 22,08% dibanding tahun lalu, dari US$289,85 juta menjadi US$353,85 juta.
Sementara kinerja pada 2014 pun lebih mengesankan dengan pertumbuhan hingga 32,66%. Pertumbuhan kinerja ekspor tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekspor dunia yang hanya mencapai 1,5% dalam lima tahun terakhir. Angka pertumbuhan ekspor dunia terbilang stagnan.
“Ekspor produk buah dan sayuran dunia pada 2014 mencapai US$86,87 miliar, nilai ini meningkat 2,04% terhadap ekspor tahun sebelumnya yang mencapai US$85,13 miliar,” kata Ari, Rabu (13/1/2016).
Kendati memiliki peluang yang besar untuk mengekspor buah dari dalam negeri, kondisi neraca perdagangan buah dan sayur Indonesia masih dalam kondisi defisit.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan neraca perdagangan buah dan sayur Indonesia pada Januari – Oktober 2015 mengalami defisit sebsar US$309,29 juta. Posisi tersebut masih belum berubah dibanding pada 2014 yang juga mengalami defisit sebesar US$563,99 juta.
Saat ini lima eksportir utama buah dan sayur dunia pada periode 2014 ditempati oleh Amerika Serikat (14,28% dari total ekspor buah dan sayur dunia), Spanyol (11,22%), Belanda (10,18%), China (7,41%), dan Meksiko (6,93%). Ekspor lima negara tersebut tumbuh antara -1,12% hingga 5,51%.