Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan terminal peti kemas JICT dan TPK Koja, Tanjung Priok./Bisnis
Kawasan terminal peti kemas JICT dan TPK Koja, Tanjung Priok./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Terminal Peti Kemas Koja di Pelabuhan Tanjung Priok menyatakan siap menerima limpahan dua kapal peti kemas dari Jakarta International Container Terminal (JICT) menyusul adanya rencana mogok kerja pekerja JICT mulai 12 Januari 2016 pukul 00.01 WIB.

Pada tanggal tersebut, sesuai jadwal perencanaan bongkar muat, seharusnya terminal JICT melayani empat kapal pengangkut peti kemas ekspor impor, dan terhadap pelayanan dua kapal di antaranya akan dialihkan ke TPK Koja sedangkan dua kapal lainnya ke terminal peti kemas lain di Pelabuhan Tanjung Priok.

General Manager TPK Koja Agus Hendryanto mengatakan sudah ada permintaan dari shipping line yang layanannya dialihkan dari JICT ke TPK Koja, dan kebetulan tersedia tempat sandar atau window kosong di TPK Koja pada saat itu.

“Kami siap saja karena pekerja di Koja tidak ikut mogok tersebut, sepanjang ada window dan permintaan dari shipping lines bersangkutan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/1/2016).

Sekretaris Perusahaan TPK Koja Nuryono Arif mengatakan dua kapal kontainer yang dilimpahkan dari JICT ke TPK Koja pada 12 Januari 2016 itu yakni MV SITC Reflection dengan volume 250 twenty foot equivalent units (TEUs) dan MV Wanhai dengan volume 500 TEUs.

“Ini juga tidak akan mengganggu kegiatan atau customer TPK Koja karena volume muatannya relatif sedikit,” ujarnya.

Arif menyebutkan MV SITC Reflection akan dilayani di TPK Koja pada 12 Januari 2016 pukul 01.00 s/d 07.00 WIB, sedangkan MV Wanhai pada pukul 03.00 s/d 15.00 WIB.

Kendati begitu, dia mengungkapkan pada tanggal tersebut TPK Koja juga tetap akan melayani konsumennya yakni MV OOCL pada pukul 15.00 WIB dan MV KMTC pada pukul 18.00 WIB.

“Bongkar muat 500 TEUs cuma delapan jam di layani di TPK Koja dan untuk 500 TEUs hanya butuh waktu 15 jam. Kami terima limpahan kapal JICT karena memang tidak akan mengganggu customer TPK Koja,” paparnya. 

Dia menyebutkan  produktivitas TPK Koja pada 2015 telah melayani bongkar muat peti kemas ekspor impor sebanyak 975.438 TEUs sedangkan kunjungan kapal mencapai 702 unit.

Ketua Serikat Pekerja TPK Koja Prakoso Wibowo mengatakan pihaknya menjamin layanan di TPK Koja tetap berjalan normal. “SP TPK Koja tidak ikut mogok, karena tidak ada kaitannya dengan kami soal mogok di JICT itu,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Senin (11/1).

Sebelumnya, Manajemen PT JICT di Pelabuhan Tanjung Priok menyatakan siap mengantisipasi aksi mogok yang akan dilakukan Pekerja JICT di terminal peti kemas tersebut pada 12 Januari 2016.

Wakil Dirut JICT Riza Erivan mengatakan pelayanan ekspor impor kepada pengguna jasa melalui JICT tidak boleh terganggu aksi mogok pekerja apalagi hanya karena soal tuntutan pemecatan sejumlah karyawan outsourching di JICT.

"Mereka itu [yang diberhentikan] kan outsourcing jadi rasanya tidak relevan tuntutan tersebut, sedangkan soal mutasi/rotasi karyawan itukan hal biasa dalam setiap kebijakan perusahaan. Kami juga sudah siapkan pengganti operator lapangan jika mogok kerja terjadi.Termasuk aparat keamanan juga kita akan siapkan," ujarnya.

Sementara itu, Serikat Pekerja JICT terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh stakeholder dan pelanggan JICT terhadap rencana aksi mogok pekerja di terminal peti kemas tersibuk di Pelabuhan Tanjung Priok itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper